ⓒ YONHAP News

Volume perdagangan Korea Selatan menembus 1 triliun dolar Amerika atau 1.170 triliun won dalam waktu tersingkat di dalam sejarah Korea. Hal ini berkat peningkatan permintaan domestik dan ekspor secara bersamaan. Tahun ini, Korea Selatan mencapai volume perdagangan 1 triliun dolar Amerika untuk ke tujuh kalinya dan waktu pencapaiannya lebih cepat 21 hari daripada tahun 2018 lalu. Hal tersebut disebabkan oleh kinerja baik dari ekspor Korea Selatan, terutama ekspor sektor manufaktur. Sektor  semikonduktor, industri pembuatan kapal, telepon pintar, mobil, petrokimia, mesin, dan lainnya juga mengalami pertumbuhan. 

Volume perdagangan Korea Selatan menempati urutan ke-8 terbesar di dunia pada bulan Juli lalu. Diperkirakan volume perdagangan tahunan juga akan mencapai titik tertinggi dalam sejarah, dan nilai ekspor diperkirakan dapat melampaui rekor tertinggi yang dicatatkan pada tahun 2018, yaitu 604,9 miliar dolar Amerika. Sejak lima tahun lalu, sengketa perdagangan di pasar ekspor global antara Amerika Serikat dan China terus berlangsung hingga saat ini. Banyak negara di dunia memilih menggunakan produksi dalam negeri dan menguatkan rantai pasokan domestik. Dalam keadaan demikian, pencapaian volume ekspor dan perdagangan Korea Selatan yang tertinggi ini bermakna besar. Namun, peningkatan impor yang lebih besar daripada ekspor perlu diperhatikan. 

Ekspor berperan sebagai penyangga ekonomi Korea Selatan. Berkat ekspor, Korea Selatan telah menjadi negara dengan ekonomi yang kuat dan mampu mengatasi krisis COVID-19. Namun, struktur ekonomi Korea Selatan yang bergantung pada faktor eksternal sangat terpengaruh oleh kondisi ekonomi global, seperti inflasi yang diakibatkan kenaikan harga bahan baku, gangguan rantai pasokan global, dan konflik antara AS dan China. Korea Selatan sedang mendiversifikasi perdagangannnya dengan tidak berkonsentrasi pada satu industri tertentu saja. Semoga Korea Selatan mampu menunjukkan potensinya, yang telah terbukti dengan pencapaian volume perdagangan 1 triliun dolar Amerika, di lingkungan ekonomi global yang keras di masa depan.