Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Ekonomi

Boikot Diplomatik AS atas Olimpiade Beijing

#Isu Bisnis l 2021-12-13

ⓒ YONHAP News

Olimpiade Beijing muncul sebagai simbol yang menunjukkan konflik sengit antara AS dan China, sejalan dengan pernyataan boikot diplomatik AS yang tidak akan mengirimkan utusan pemerintah ke ajang tersebut. China berfokus pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing kali ini untuk mempromosikan pencegahan COVID-19 dan mengokohkan pemerintahan Xi Jinping. Karenanya, China juga memprotes keras aksi boikot diplomatik AS kali ini. 


Sebelum AS melakukan boikot diplomatik, ada banyak konflik antara kedua negara, termasuk berita pendirian perusahaan logam tanah jarang terbesar di dunia oleh China. Logam tanah jarang adalah elemen vital untuk inidustri teknologi canggih termasuk semikonduktor, layar sentuh telepon pintar, pesawat tempur, sistem pencegahan misil, dan lain-lain, sehingga dijuluki sebagai 'vitamin Industri Modern'. Namun, belakangan ini, China membentuk 'grup logam tanah jarang China' untuk menangani produksi dan ekspor logam tanah jarang secara langsung. China bertujuan untuk memanfaatkan hal tersebut sebagai pembalasan terhadap negara atau perusahaan yang bergabung dalam rantai pasokan global yang dipimpin AS. Masalahnya adalah menurut data tahun 2019, 63% dari logam tanah jarang global diproduksi di China. Korea Selatan sangat tergantung pada impor logam tanah jarang dari China, hingga sebesar 91,2 persen. Hal itu berarti apabila China tidak mengekspor atau menaikkan harga produk tersebut, maka Korea Selatan akan mengalami gangguan pasokan, layaknya kelangkaan cairan urea yang terjadi bulan lalu. Sehubungan dengan hal tersebut, AS menggelar pertemuan virtual yang menghadirkan perwakilan dari 112 negara di dunia, kecuali China, pada tanggal 9 dan 10 Desember lalu.


Keputusan AS kali ini diperkirakan berpengaruh negatif pada rencana pendeklarasian akhir perang yang hingga saat ini didorong oleh pemerintah Korea Selatan. Kondisi ekonomi, diplomasi, dan keamanan Korea Selatan berhubungan erat dengan kondisi global. Korea Selatan harus menjaga hubungan baik dengan China melalui dialog tingkat tinggi, dan menjaga rantai pasokan tetap stabil. Selain itu, Korea Selatan juga harus menjalin kontak erat dengan AS dan mengambil bagian dalam FTA multilateral. Oleh karena itu, Korea Selatan harus membuat strategi untuk menjaga kepentingan ekonomi dan diplomatik negara.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >