Keluhan Anjing

Sebenarnya, maestro Park Chun-jae adalah pejabat yang khusus mengurus musik di istana pada akhir era Joseon. Selain menangani urusan musik di istana dan menghibur keluarga raja, maestro Park fasih membawakan cerita yang lucu. Ketika budaya baru mulai masuk pada akhir era Joseon, dia membuat sejenis pementasan 'jaedam sori' yang menggabungkan nyanyian dan cerita. Diantaranya, ada lagu berjudul "Keluhan Anjing" yang menceritakan roh dari anjing yang meninggal dan masuk ke tubuh seorang dukun, lalu anjinig itu pun mengeluarkan ketidakpuasannya semasa hidup. 

Nyanyian Anjing

Kali ini, kami memperkenalkan "Nyanyian Anjing" di wilayah Provinsi Pyeongando dan Hwanghaedo. Lagu ini dibuat dengan latar gongongan anjing, namun lagunya menceritakan suasana percintaan, di mana seseorang meminta kepada anjing untuk tidak menggongong saat  seorang kekasih itu datang berkunjung pada malam hari. 

Pansori Heungboga

Pada akhir era Joseon dalam masa penjajahan Jepang, sebuah jenis pementasan bernama 'mandam', yang terdiri dari dua orang yang saling bercanda, sangatlah populer. Istilah 'mandam' sebenarnya berasal dari bahasa Jepang, namun 'mandam' di masa penjajahan Jepang diambil dari kata 'jaedam' dalam bahasa Korea dan kemudian menjadi dasar program komedi itu. 'Jaedam sori' termasuk dalam pansori, dan khususnya maestro Park Dong-jin sangat fasih dalam pementasan 'jaedam sori'. Kali ini, kami akan menyajikan bagian dari pansori Heungboga yang dilantunkan oleh maestro Park Dong-jin. Isinya bercerita mengenai Nolbo yang merasa bingung karena telah lupa sebutan sebuah “lemari” yang dia ambil dari rumah adiknya Heungbo, dan sibuk menangkap burung layang-layang di musim dingin dengan harapan menjadi orang kaya seperti adiknya Heungbo setelah mengobati kaki burung layang-layang yang patah. Dengan sajian dari bagian pansori Heungboga ini, kami mohon undur diri dari ruangan anda.