Jumeokbab

Sebelum sukses menjadi seorang pemain gayageum profesional, Jung Mina telah mencoba berbagai jenis pekerjaan demi memperjuangkan mimpinya.  Jung pernah bekerja di sebuah klub malam, sementara siang harinya ia disibukkan dengan pekerjaannya sebagai telemarketer. Di tengah kehidupannya yang sulit, ia juga pernah membuat nasi kepal atau jumeokbab dan menjualnya di depan stasiun kereta. Pengalaman inilah yang menjadi inspirasinya dalam menulis lagu dengan judul yang sama “Jumeokbab(주먹밥)”. Sebuah lagu yang merupakan isi hati dari seorang musisi sekaligus penjual nasi kepal yang sedang mengejar mimpi-mimpinya.

Cheongchunga

Terlepas dari semua kesulitan yang dihadapi, keteguhannya itu justru membuat Jung tak menyerah dan terus mempertahankan mimpi-mimpinya menjadi seorang pemusik professional. Mencari nafkah bukanlah satu-satunya masalah saat itu. Di tahun 2005, saat album pertamanya rilis, dunia musik tradisional Korea masih sangat konservatif. Latar belakangnya sebagai seorang telemarketer dan pernah bekerja di klub malam memberikan citra negatif pada dirinya. Tapi Jung tetap semangat dan optimis memandang masa depan. Seperti yang tertuang dalam lirik lagu ciptaannya yang berjudul “Cheongchunga(청춘가)” atau Song of Youth. 

Beom atau Tiger 

Tahun 2011, seorang penulis skenario muda bernama Choi Go Eun ditemukan meninggal sendirian di kamarnya.  Dia meninggalkan catatan di pintu rumah tetangganya untuk meminta makan. Hal itu membuatnya dikenal sebagai seniman kelaparan yang meninggal karena malnutrisi. Padahal sebenarnya ia adalah seorang penulis yang berbakat yang kematiannya membuat masyarakat Korea kini lebih peduli pada seniman-seniman muda. Masalah seperti ini sekarang bukan hanya terjadi pada seniman saja tapi juga pada banyak anak muda pada umumnya. Tapi meski hidup susah dan penuh tantangan, anak-anak muda Korea tak putus asa berjuang mengejar mimpi demi masa depannya.