Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

The Life of a Little Man / Saetaryeong / Pansori Jeokbyeokga

#Citra Musik Korea l 2022-05-13

Citra Musik Korea

The Life of a Little Man / Saetaryeong / Pansori Jeokbyeokga

The Life of a Little Man

Romansa Tiga Kerajaan adalah sebuah novel klasik Cina yang terinspirasi dari konflik antara para panglima perang dan bangsawan seperti Liu Bei, Cao Cao dan Sun Quan pada masa akhir dinasti Han. Kisah epik ini bercerita tentang ambisi para pendekar saat itu yang ingin menaklukkan dan mengusai seluruh daratan Cina. Konflik perang yang melibatkan ratusan ribu bahkan jutaan orang prajurit dengan latar waktu pada era dinasti Han membuat novel ini sangat digemari bahkan diangkat jadi sebuah film atau permainan game. 

Di antara semua tokoh dalam kisah ini, jenderal Cao Cao adalah tokoh yang paling menonjol. Ia dinilai berhasil membangun fondasi dinasti Wei setelah dinasti Han berakhir. Dalam pertempuran Tebing Merah, ia mati-matian bertahan hidup di saat semua pasukan dan anak buahnya telah terbunuh. Ia bahkan sampai membuang jubah merah dan memotong janggutnya sendiri demi mengelabui musuh-musuh yang tengah mengejarnya. Adegan ini sangat ikonik sekali, sampai-sampai menginspirasi para musisi Korea untuk menjadikannya sebuah judul lagu.


Saetaryeong

Dalam pertempuran di Tebing Merah, jenderal Cao Cao mengerahkan satu juta tentara tangguh pilihannya untuk melawan musuh-musuhnya dari dinasti Wu. Sayangnya, nasib buruk menimpanya dan seluruh pasukannya saat menyebrangi sungai Yangtze. Mereka dibantai habis-habisan. Meskipun jumlah pasukanya mencapai satu juta orang, tak ada satu pun dari mereka yang pernah berlayar. Akibatnya, saat harus menaiki kapal, para pasukan Cao Cao malah mabuk laut. Kelemahan pasukan Cao Cao ini bisa dengan mudah diketahui oleh musuh. Mereka mengikat seluruh kapal milik pasukan Cao Cao dengan rantai besi kemudian menghujaninya dengan panah api sampai terbakar habis. 

Sang jenderal yang sudah tak berdaya dan tak tahu lagi harus berbuat apa hanya bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Sementara pasukannya hanya beberapa saja yang beruntung dan masih bisa selamat. Di tengah kesedihannya, jenderal Cao Cao mendengar kicauan burung yang baginya terdengar seperti tangisan dari semua prajuritnya yang gugur dalam pertempuran itu.


Pansori Jeokbyeokga

Pertempuran Tebing Merah itu terjadi di musim dingin saat angin barat laut bertiup. Pertempuran berhasil dimenangkan dengan mudah oleh pasukan dari dinasti Wu berkat kekuatan magis Zhuge Liang yang mampu membalikkan arah angin sehingga serangan anak panah berhasil mencapai kapal pasukan musuh dan membakarnya habis.

Pimpinan perang, Jenderal Zhou Yu, tidak puas begitu saja setelah mengalahkan pasukan Cao Cao. Ia khawatir kalau Zhuge Liang yang punya kekuatan magis itu akan mengkhianatinya. Oleh karena itu, Jenderal Zhou Yu segera mengirim pasukan untuk menyingkirkan pemilik kekuatan magis yang telah membantunya itu. Tetapi Zhuge Liang yang sangat cerdik telah menduga hal ini sebelumnya. Ia meminta bantuan perlindungan kepada aliansinya. Saat melarikan diri, pasukan yang membantu Zhuge Liang menembakan panah ke arah kapal pasukan Zhou Yu sampai kapal-kapal itu patah dan rusak. Serangan yang terus terjadi akhirnya membuat pasukan yang diutus oleh Zhou Yu putus asa dan menyerah. Adegan menegangkan ini tergambar dalam pansori Jeokbyeokga (적벽가).

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >