Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Woljeongmyeong / Noraegarak / Woljeongmyeong

#Citra Musik Korea l 2022-07-01

Citra Musik Korea

Woljeongmyeong / Noraegarak / Woljeongmyeong

Woljeongmyeong

Sijo adalah salah satu jenis puisi tradisional Korea yang terdiri dari tiga baris yang masing-masing memiliki 14 sampai 16 suku kata. Puisi ini sebenarnya adalah sebuah syair atau lirik lagu yang dilantunkan dengan nada dan irama. Sijo lebih banyak dikenalkan di sekolah, khususnya di kelas sastra bukan di kelas seni musik, jadi tidak banyak yang menyadari bahwa sijo ini adalah sebuah lagu. Ada dua cara untuk menyanyikan sijo, yaitu gagok (가곡) dan sijo (시조) itu sendiri. Gagok dinyanyikan dalam bentuk lagu dengan aturan yang sangat baku dengan diiringi berbagai alat musik seperti sebuah orkestra yang berisikan berbagai macam alat musik tradisional Korea, mulai dari gayageum, geomungo, daegeum, piri, janggu dan lainnya. Sementara sijo dibuat dalam bentuk lagu yang lebih populer dan sederhana. Lantunan syair sijo bisa hanya diiringi satu atau dua alat musik saja, misalnya dengan alat musik janggu dan ditambah seruling piri atau daegeum saja.


Noraegarak

Puisi sijo terdiri dari tiga baris yang mengikuti alur sebuah cerita. Tiap barisnya punya dua segmen yang masing-masing terdiri dari dua kata dengan total 3 sampai 4 suku kata. Kalau dijumlahkan kira-kira ada 45 suku kata dari keseluruhan puisi. Puisi jenis ini dulunya hanya dinikmati oleh kalangan kelas atas dan bangsawan atau yangban (양반). Tapi lama kelamaan puisi ini juga dinikmati oleh orang-orang biasa pada akhir periode dinasti Joseon. Saat sijo sudah makin populer tengah masyarakat, banyak yang menulis dan menyanyikannya tanpa mengikuti aturan sijo. Lebih banyak kata ditambahkan untuk menceritakan kisah yang lebih panjang. Selain itu, puisi sijo juga ada yang diatur mengikuti nada-nada lagu daerah. Salah satu contohnya adalah lagu rakyat Gyeonggido Noraegarak (노랫가락) yang berarti lagu populer. 


Woljeongmyeong

Lagu Noraegarak awalnya dinyanyikan oleh seorang cenayang perempuan di sekitar Seoul dan Gyeonggi dalam sebuah ritual shamanisme, doa dan pemanggilan roh. Namun, saat lagu itu dinyanyikan oleh seorang penyanyi profesional dengan judul yang berbeda, Munyeoyuga (무녀유가), lagu itu jadi dikenal luas sebagai lagu rakyat. Dalam musik tradisional Korea, lagu sijo dianggap sebagai lagu yang hanya bisa dinikmati oleh para elit, sementara pansori adalah lagu rakyat yang bisa dinikmati oleh siapapun. Lagu sijo identik dengan kata norae. Seperti kata norae dalam lagu noraegarak yang berarti sijo, namun setelah ditambahkan dengan kata garak membuat lagu ini bisa dimasukkan dalam kategori lagu rakyat. Di dalam lagu Woljeongmyeong terdapat terdapat sebuah puisi berjudul Ogamdo (오감도) yang sangat terkenal karena kerumitannya. Puisi ini pernah diterbitkan dalam bentuk seri di sebuah surat kabar selama penjajahan Jepang tahun 1930an. Tapi sayangnya, puisi ini tidak tayang lagi karena banyak pembaca mengeluh karena terlalu sulit untuk dipahami.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >