Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Sarangga / Adegan Istri Heungbo Menyiapkan Makanan / Han Jan Buora

#Citra Musik Korea l 2022-09-16

Citra Musik Korea

Sarangga / Adegan Istri Heungbo Menyiapkan Makanan / Han Jan Buora

Sarangga 

Foto-foto yang diambil oleh orang asing yang berkunjung ke Korea pada masa akhir Kerjaan Joseon dulu banyak menggambarkan hidangan di atas meja makan dengan nasi dan tumpukan makanan di atas mangkok berukuran sebesar kepala manusia. Masyarakat pada masa itu memang sangat suka makan dengan porsi besar. Lee Geuk-don, seorang cendikiawan era Joseon mengatakan kalau satu porsi makanan yang dimakan orang Joseon saat itu setara dengan jumlah porsi yang dimakan orang Cina dalam sehari. Cendekiawan lainnya, Lee Ik juga mengatakan kalau keluarga bangsawan yang kaya bisa makan sehari sampai 7 kali. Sapaan salam sehari-hari di Korea juga berkaitan erat dengan budaya makan. Orang Korea sering menanyakan apakah sudah makan atau belum kepada orang yang ditemuinya sebagai ungkapan salam. Orang Korea juga selalu ingin memberi makanan terbaik kepada orang-orang yang mereka sayangi. Seperti yang digambarkan dalam lagu cinta Sarangga dalam pansori Chunhyangga. Dalam lagu itu Lee Mongryong selalu ingin memberikan makanan yang mewah dan langka kepada kekasihnya, Chunhyang.


Adegan Istri Heungbo Menyiapkan Makanan

Makanan yang spesial tak hanya diberikan kepada orang yang spesial saja, tetapi kepada orang yang tidak disukai juga diberikan. Dalam kisah Heungbo dalam pansori Heungboga, walaupun tidak suka dengan Nolbo yang selalu bersikap jahat padanya, istri Heungbo tetap menyajikan makanan terbaik untuknya. Pada suatu hari, setelah Heungbo menjadi orang kaya, Nolbo langsung datang ke rumahnya. Tentu Heungbo dan istrinya kaget sekali, karena Nolbo pernah mengusir Heungbo dan keluargnya di tengah musim dingin. Meski istri Heungbo tidak menyukai Nolbo karena pernah membuat keluarga mereka menderita tetapi ia tetap menjamunya dengan makanan terbaiknya. 


Han Jan Buora

Han Jan Buora yang berarti Tuangkanlah Segelas adalah sebuah lagu rakyat atau minyo  yang berasal dari Provinsi Gyeonggi dalam versi yang baru. Sama seperti judulnya, lirik lagu ini diawali dengan permintaan minuman anggur. ‘Tuangkanlah segelas dan tuangkan lagi, tuangkan sampai penuh’. Lagu yang menggambarkan kenikmatan seseorang yang tengah menikmati anggur dengan berbagai macam anju atau makanan pendampingnya yang dihidangkan di atas meja kaca. Gelasnya kosong, sementara anggurnya hampir habis. Ia sendiri yang meminumnya, tetapi tidak mengaku, malah menuduh seorang penyair terkenal dari Cina yang juga menyukai anggur, Yu Young dan Li Taibai yang menghabiskannya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >