ⓒBig Hit Entertainment

K-pop semakin terkenal di dunia sehingga Korea Selatan, tempat asal  musik pop Korea ini harus memiliki dasar yang kuat dan kemampuan untuk memimpin sebuah industri baru dengan fans-fans K-pop, atau juga yang disebut 'Fandustry'.

'Fandustry' adalah istilah yang berasal dari kata 'Fan' atau penggemar dan kata ‘industri’ yang bermakna industri yang berbasis fans atau fandom. Fandom adalah kelompok orang-orang yang menyukai tokoh atau bidang tertentu, dan biasanya disebut sebagai kelompok penggemar untuk penyanyi, aktor ataupun atlet. Belakangan ini di Korea Selatan, pengaruh fandom semakin luas sehingga muncul istilah baru 'budaya fandom'. Kasus utama dalam hal ini adalah K-pop dan grup idol BTS.

Landasan Fandustri adalah konsumsi fandom yang membeli produk-produk bintang idola mereka, dan tidak melihat kualitas serta  harga barang. 'Konsumsi fandom' itu dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya pembelian konten dan merchandise idola K-pop, kegiatan kelompok fans, menontonan konser secara virtual, dan sebagainya. Belakangan ini, fans-fans sendiri yang membuat dan menjual berbagai bentuk konten K-pop, tidak termasuk pertunjukan dan musik.

    

Konsep 'Fandustry' berasal dari budaya fandom yang merupakan salah satu ciri khas K-pop yang paling menonjol. Kegiatan dan pertumbuhannya pun semakin mencolok seiring kepopuleran K-pop di dunia.

Menurut Korea Foundation, hingga September tahun 2020, jumlah fanclub Hallyu mencapai 2.000 kelompok di seluruh dunia dan jumlah fansnya melebihi 100 juta orang. Pangsa pasarnya pun mencapai 8 triliun won. Kenaikan investasi untuk Fandustry juga aktif dilakukan dan investor pun menaruh perhatian besar pada tingginya potensi industri ini pasca pandemi COVID-19.

Layaklah jika BTS dikatakan berjasa dalam pertumbuhan Fandustry ini. Pasalnya, boyband itu telah menjadi bintang musik dunia dan popularitasnya semakin hari semakin meningkat.

Dengan demikian, seiring kepopuleran BTS dan bintang-bintang Hallyu lainnya, Fandustry pun akan semakin berkembang. Oleh sebab itu, diperlukan kebijakan pemerintah untuk mendukung pertumbuhannya sebagai industri baru di Korea Selatan.