Ketua Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menilai program nuklir Korea Utara telah berkembang selama beberapa tahun terakhir sejak para pemeriksa IAEA diusir dari Korea Utara pada 2009.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi menyampaikan penilaian tersebut pada Kamis (21/10) dalam sebuah webinar yang digelar oleh Stimpson Center, sebuah wadah pemikir nirlaba di Washington, Amerika Serikat (AS).
Grossi mengatakan bahwa dibandingkan 2009, program nuklir Korea Utara telah "berkembang dalam hal aktivitas, secara geografis di negara tersebut."
Dia menolak berkomentar saat ditanya mengenai kapasitas nuklir Korea Utara dan kemungkinan adanya fasilitas nuklir lain selain Kompleks Yongbyon.
Dikatakannya bahwa sebagai seorang pemeriksa, dia tidak ingin berspekulasi mengenai kapasitas nuklir Korea Utara.
Ketua IAEA tersebut meneruskan bahwa program nuklir Korea Utara bukan hanya kompleks itu saja, namun lebih dari itu dan oleh sebab itu mengkhawatirkan.
Grossi menekankan bahwa Korea Utara dapat bekerja di area mana saja yang dapat dibayangkan sesuai dengan keinginan mereka.