Otoritas militer Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) akan menyediakan Pedoman Perencanaan Strategis (SPG) yang merupakan basis untuk rencana operasional baru dalam menanggulangi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook usai pertemuan keamanan Korea Selatan dan AS ke-53 di Seoul pada Kamis (2/12), menyatakan pihaknya telah menyetujui SPG untuk melengkapi rencana operasional.
SPG adalah sebuah dokumen yang menjadi pedoman bagi otoritas militer dalam membuat atau memperbaiki rencana operasional.
Dalam kesempatan itu, Austin mengatakan bahwa Korea Selatan dan AS menegaskan kembali bahwa pengembangan persenjataan Korea Utara yang terus-menerus mengakibatkan ketidakstabilan keamanan regional, tetapi pihaknya tetap berniat untuk melakukan kontak diplomatik dan berdialog dengan Korea Utara.
Sementara itu, Korea Selatan dan AS sepakat untuk melakukan evaluasi 'kemampuan operasional penuh (FOC)' pada tahun depan untuk memverifikasi kemampuan Komando Pasukan Gabungan Masa Depan yang dipimpin oleh militer Korea Selatan setelah pengalihan kontrol operasional (OPCON) di masa perang.
Terkait dengan itu, Suh mengatakan bahwa Korea Selatan dan AS juga kembali mengonfirmasi bahwa persyaratan yang ditentukan untuk rencana pengalihan OPCON harus dipenuhi secara memadai dan keduanya telah menyepakati pelaksanaan FOC pada tahun 2022.