Warga Korea Selatan dapat membeli cairan urea secara online mulai hari Rabu (08/12).

Namun, cairan urea yang diperdagangkan secara online terbatas pada cairan urea impor saja dan hanya 20 liter dapat dibeli dalam satu transaksi. 

Kementerian Strategi dan Keuangan pada Selasa (07/12) memutuskan hal itu dalam pertemuan kementerian terkait pasokan cairan urea ke-27.

Pemerintah mengumumkan revisi perintah aturan penjualan cairan urea dan mengizinkan perdagangan cairan urea impor melalui transaksi online tersebut.

Cairan urea yang diproduksi di dalam negeri akan diperdagangkan melalui penjualan di stasiun pengisian bahan bakar saja, seperti yang dilakukan sejak dulu, sedangkan produk cairan urea impor dapat diperdagangkan secara online.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, stok cairan urea yang dimiliki oleh importir tercatat sebanyak 6,9 juta liter dan sebanyak 7 juta liter akan diimpor dalam bulan ini.

Pemerintah menambahkanbahwa agar lebih banyak pihak bisa mendapatkan cairan urea, maka pihaknya membatasi pembelian masing-masing 20 liter cairan urea per orang dalam satu pembelian dalam sehari dengan menggunakan satu ID. 

Pemerintah juga menyatakan pada Selasa (07/12) bahwa Korea Selatan dan Indonesia telah menyepakati kontrak pemasokan urea untuk kendaraan sebanyak 10 ribu ton dan tetap berupaya untuk mengamankan cairan urea melalui impor dari negara ketiga lainnya, bukan China.

Diperkirakan sebanyak 48.382 ton cairan urea untuk kendaraan akan diamankan melalui impor pada bulan Januari dan Februari mendatang dan jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri selama lebih dari tujuh bulan.