Institusi Astronomi dan Sains Luar Angkasa Korea (KASI) bersama NASA, akan mengamati partikel-partikel berenergi tinggi matahari dari permukaan bulan dan orbit Bumi.
Tiga ilmuwan luar angkasa wanita asal Korea Selatan memegang peranan penting dalam kedua proyek tersebut.
Setelah diluncurkan tiga tahun yang lalu, satelit tak berawak "Parker" dari NASA kini berada di atmosfer bagian atas matahari dan melakukan perjalanan 500 kilometer per detik untuk mengambil sampel partikel dari titik awal badai magnetik surya.
Di antaranya terdapat partikel surya yang berbahaya bagi tubuh manusia, sehingga sebelum melakukan misi berawak "Proyek Artemis" ke bulan, NASA meminta kepada KASI untuk mengamati partikel tersebut dari permukaan bulan.
Alat observasi bernama LUSEM yang dikembangkan di Korea Selatan, dijadwalkan akan mengukur partikel matahari di permukaan bulan pada tahun 2024.
Mulai paruh pertama tahun depan, KASI juga akan mengukur jumlah partikel matahari melalui empat satelit ultra kecil dari orbit 500 kilometer di atas bumi dan berbagi informasi cuaca antariksa dengan NASA. Dua ilmuan wanita Korea Selatan memegang peranan penting dalam merancang dan membangun satelit berukuran 8 kilogram ini, serta mengembangkan alogaritme kendali jarak jauh.
Seorang ilmuwan luar angkasa Korea Selatan, Kwak Yong-shil menyatakan akan mengamati perubahan skala temporal dan perubahan plasma spasial. Ini adalah pertama kalinya di dunia satelit nano terbang membentuk formasi.
Saat ini, terdapat sekitar 30 ilmuwan luar angkasa wanita di Korea Selatan. Semangat yang dipadukan dengan kelembutan para ilmuwan wanita ini mempercepat perkembangan dan memajukan era eksplorasi ruang angkasa.