Korea Utara memprotes keras sanksi dari Amerika Serikat akibat peluncuran rudal balistik yang dilakukannya.
Melalui Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA), pihaknya mengklaim bahwa proyek pengembangan senjata baru tersebut bertujuan untuk memodernisasi kekuatan pertahanan negara, bukan diarahkan pada suatu negara tertentu.
Ditambahkan pula bahwa AS menyeret masalah tersebut ke Dewan Keamanan PBB dan akhirnya mengeluarkan sanksi secara mandiri, sehingga membuat suasana menjadi panas. Dikatakan hal ini adalah provokasi yang jelas, di mana AS mempermasalahkan pelaksanaan hak bela diri Korea Utara yang sah.
Korea Utara mengatakan bahwa apabila AS menunjukkan sikap konfrontasi, maka Korea Utara juga terpaksa membalas dengan lebih kuat dan jelas.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan AS menyatakan pihaknya telah memasukkan enam orang warga Korea Utara, satu warga Rusia, dan satu lembaga Rusia yang terlibat dalam pengembangan senjata pemusnah massal dan program rudal balistik Korea Utara ke dalam daftar sanksi.