Pemerintah telah memutuskan untuk menurunkan batas usia pengguna obat COVID-19 menjadi 60 tahun, dari sebelumnya 65 tahun ke atas. Selain itu, tes PCR hanya akan dilakukan bagi kelompok yang memiliki risiko tinggi. 

Perdana Menteri Kim Boo-kyum menyatakan pada hari Jumat (21/01) bahwa pemerintah akan melakukan beberapa perubahaan dalam sistem pengelolaan medis yang ada untuk menghadapi penyebaran varian Omicron secara lebih efektif. 

Di antaranya perubahan dalam penggunaan obat COVID-19, obat akan diberikan kepada pasien berusia 60 tahun ke atas, dan akan tersedia bagi panti jompo, rumah sakit warga lanjut usia (lansia), fasilitas untuk kalangan lansia, dan rumah sakit tempat perawatan penyakit menular.

Selain itu, rapid test antigen akan dilakukan di pusat pemeriksaan COVID-19, dan tes PCR hanya akan digunakan bagi kelompok berisiko tinggi.

Untuk beberapa wilayah di mana kasus Omicron meningkat drastis, pemerintah akan terlebih dahulu menerapkan revisi sistem pengobatan di rumah sakit setempat, dan kemudian melaksanakan perubahan secara menyeluruh sesuai hasilnya. 

Menurut pemerintah, saat ini varian Omicron sangat dominan di Kota Gwangju, Provinsi Jeolla Selatan, daerah Pyeongtaek di Provinsi Gyeonggido, dan wilayah lainnya.

PM Kim mengatakan bahwa varian Omicron menyebar dengan aktif, namun masyarakat tidak perlu khawatir atau takut karena pemerintah telah melakukan persiapan yang memadai. 

Pemerintah telah menyediakan 1.604 unit tempat tidur di rumah sakit untuk pasien kritis dan 10 ribu unit fasilitas pengobatan untuk pasien COVID-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala.