Di tengah penyebaran COVID-19 di Korea Utara, terdapat spekulasi bahwa jumlah kasus kematian akibat COVID-19 di negara itu kemungkinan akan mencapai hingga 34.000 jiwa.
Profesor Oh Myung-don dari Departemen Penyakit Menular di Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Seoul membuat perkiraan tersebut dalam sebuah seminar mengenai 'Krisis Omicron di Korea Utara dan Tanggapan Korea Selatan' yang digelar pada Senin (16/05).
Profesor Oh memperkirakan jumlah tersebut dengan menerapkan tingkat kematian spesifik usia yang berbeda pada populasi Korea Utara.
Selain itu, dia mengatakan bahwa varian Omicron kemungkinan telah mulai menyebar di Korea Utara sejak pertengahan April lalu, dengan asumsi kasus berlipat ganda dalam 2-3 hari.
Menurut Profesor Oh, Korea Utara melaporkan terdapat 1,21 juta orang dengan gejala demam pada tanggal 15. Oleh karena itu, jika waktu penggandaan adalah 3 hari, maka jumlah pasien pada tanggal 15 April, 30 hari sebelumnya, adalah 1.213 orang.
Ketika ditanya tentang fakta bahwa jumlah kematian kumulatif dilaporkan sebanyak 50 kasus, lebih sedikit dibandingkan total kasus sebanyak 1,21 juta yang dilaporkan oleh Korea Utara, Profesor Oh menanggapi dengan menjawab bahwa dibutuhkan waktu dari tertular hingga pasien meninggal dunia.