Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan tidak ada kemungkinan penyebaran COVID-19 melalui selebaran propaganda ke Korea Utara dari perbatasan Korea Selatan.
Juru Bicara Kementerian Unifikasi Cha Deok-cheol menyatakan hal ini pada Jumat(01/07), bahwa waktu pengiriman selebaran propaganda ke Korea Utara oleh badan sipil Korea Selatan adalah tanggal 25-26 April yang mana lebih lambat daripada waktu penyebaran COVID-19 di Korea Utara yang bermula pada awal bulan April.
Ditambahkan pula, berdasarkan pandangan dari otoritas kesehatan, pakar kesehatan, dan lembaga internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak ada kemungkinan penyebaran COVID-19 melalui virus di permukaan material, apalagi tidak pernah ada kasus resmi penyebaran COVID-19 melalui produk atau surat kiriman yang tercatat.
Juru Bicara Cha juga menekankan tidak ada kemungkinan virus COVID-19 masuk ke Korea Utara melalui selebaran dari perbatasan Korea Selatan ke Korea Utara.
Adapun, media resmi Korea Utara menyatakan bahwa Desa Ipho, Kabupaten Geumgang, Provinsi Gangwon di Korea Utara adalah wilayah perbatasan dengan Korea Selatan di mana tempat pertama COVID-19 muncul pertama kali di Korea Utara.
Korea Utara menunjuk seorang prajurit militer dan anak yang berkontak dengan “produk tak dikenal” di Ipho adalah pasien pertama COVID-19 di Korea Utara, sehingga pihaknya menganggap selebaran Korea Selatan ke Korea Utara adalah biang virusnya.
Jubir Cha juga menambahkan bahwa dalam laporan Korea Utara, tidak ada kritik dan tuduhan khusus terkait Korea Selatan, sehingga pihaknya akan tetap merespons sesuai perkembangan situasi di Korea Utara.
Kasus demam yang diduga COVID-19 di Korea Utara kini berada di kisaran 4 ribu kasus, dengan 99,8 persen dari seluruh kasus demam diklaim telah sembuh.