Ketua Juru Runding Perdamaian Semenanjung Korea Kim Gunn membeberkan di hadapan NATO mengenai inisiatif pemerintah Seoul untuk menyediakan bantuan ekonomi skala besar jika Korea Utara mendorong proses denuklirisasi lengkap.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyampaikan pada Rabu (28/09) bahwa Ketua Kim menjelaskan masalah nuklir Korea Utara ketika menghadiri pertemuan Dewan Atlantik Utara NAC+4 yang diadakan di Markas NATO di Brussel, Belgia, pada Selasa (27/09) waktu setempat.
Selanjutnya, Kim menyampaikan bahwa Korea Utara telah memberlakukan undang-undang (UU) penggunaan senjata nuklir serta bahkan meningkatkan ancaman nuklir dan rudal dengan meluncurkan 32 rudal balistik hanya dalam tahun ini saja.
Dia melanjutkan bahwa tanggapan Korea Selatan mengarah pada pencegahan ancaman nuklir Korea Utara dan mendorong pembuangan program pengembangan nuklir demi mewujudkan denuklirisasi Korea Utara melalui pendekatan diplomasi dan dialog.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menambahkan bahwa jika Pyongyang melakukan provokasi serius, maka komunitas internasional harus bersatu guna menanggapi secara tegas. Menanggapi usulan tersebut, negara-negara peserta mengimbau perlunya memperkuat kerja sama antara NATO dan Korea Selatan.
Disebutkannya bahwa negara-negara peserta juga sependapat bahwa ancaman pengembangan nuklir Korea Utara tidak boleh diabaikan meskipun di tengah situasi perang di Ukraina, sebagaimana masalah nuklir Korea Utara pun terkait dengan kemanan benua Eropa.
Pertemuan NAC+4 dihadiri oleh total 36 negara, termasuk 30 negara anggota NATO dan negara-negara yang dijadwalkan akan bergabung, termasuk Swedia dan Finlandia, bersama negara-negara mitra di Asia Pasifik, yakni Korea Selatan, Jepang, Australia dan Selandia Baru.