Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal mencapai kesepakatan dalam menanggapi penembakan rudal balistik jarak menengah Korea Utara dalam sebuah rapat terbuka pada Rabu (05/10). 

Amerika Serikat (AS) dan sebagian besar anggota DK PBB menyerukan langkah tegas melawan provokasi Korea Utara, menyebut bahwa peluncuran rudal tersebut adalah pelanggaran resolusi DK PBB.

Namun demikian, China dan Rusia, yang merupakan negara-negara anggota tetap DK PBB, membela Korea Utara dan menekankan bahwa latihan militer gabungan yang dipimpin oleh Amerika Serikat di kawasan tersesebut memprovokasi Korea Utara, sehingga DK PBB tidak dapat mencapai kesepakatan.

Setelah sesi rapat tersebut, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan beberapa anggota DK PBB merilis pernyataan bersama, yang dibacakan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield, mengecam serangkaian peluncuran rudal balistik Korea Utara baru-baru ini.

Dikatakannya bahwa peluncuran rudal balistik Korea Utara adalah pelanggaran sejumlah resolusi DK PBB dan menimbulkan ancaman regional dan komunitas internasional, serta menambahkan bahwa negara-negara yang tergabung dalam pernyataan bersama tersebut tetap berkomitmen pada diplomasi dan mendesak Korea Utara untuk kembali berdialog.

Pernyataan bersama, yang ditandatangani oleh Albania, Brazil, Prancis, India, Irlandia, Norwegia, Inggris, dan Uni Emirat Arab, tersebut mendesak seluruh anggota untuk memenuhi kewajiban mereka untuk menerapkan sanksi yang ada di bahwa resolusi DK PBB.