Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Kamis (06/10) mengatakan pihaknya akan menangani provokasi rudal balistik Korea Utara yang dilakukan berturut-turut belakangan ini melalui aliansi Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) serta kerja sama keamanan trilateral antara Korea Selatan, AS, dan Jepang.
Presiden Yoon menyebut penembakan rudal Korea Utara sebagai 'provokasi gegabah', kemudian kembali menekankan posisinya untuk menanggulangi hal tersebut secara tegas bersama masyarakat internasional.
Presiden Yoon menerangkan bahwa kapal induk bertenaga nuklir milik AS, USS Ronald Reagan, kembali ditempatkan di Laut Timur pada Rabu (05/10) malam sebagaimana dinilai penembakan rudal balistik jarak menengah yang dilakukan Korea Utara pada Selasa (04/10) menargetkan Guam, lokasi aset militer AS ditempatkan di Semenanjung Korea.
Konsil Keamanan Nasional (NSC) mengecam peluncuran rudal balistrik Korea Utara pada Kamis (06/10), yang dilakukan di tengah berlangsungnya rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai tantangan yang tidak dapat diabaikan oleh masyarakat internasional.
NSC juga memperingatkan bahwa provokasi Korea Utara akan menghadapi tanggapan yang lebih kuat.