Sebagian besar pakar keuangan dan ekonomi di dalam maupun luar negeri memperkirakan kemungkinan besar terjadinya guncangan yang menimbulkan krisis sistem keuangan dalam kurun waktu satu tahun ke depan. 

Bank Sentral Korea (BOK) pada Minggu (27/11) merilis hasil survei yang dilaksanakan terhadap sejumlah 72 pakar ekonomi ternama dan pejabat lembaga keuangan di dalam dan luar negeri. 

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada awal November tersebut, sebanyak 58,3 persen responden mengatakan terdapat kemungkinan "tinggi" terjadi guncangan yang menyebabkan krisis sistem keuangan dalam jangka waktu dekat, tepatnya dalam satu tahun ke depan. 

Sejumlah 12,5 persen responden menjawab kemungkinan "sangat tinggi" dan 45,8 persen menjawab "tinggi". 

Rasio proyeksi krisis keuangan dalam jangka dekat tersebut meningkat dua kali lipat hanya dalam setengah tahun, dari sebelumnya 26,9 persen pada survei serupa pada Mei lalu menjadi 58,3 persen dalam hasil survei terbaru. 

Sementara tingkat kepercayaan pada stabilitas sistem keuangan juga mengalami penurunan, dengan hanya 36,1 persen responden menilai baik stabilitas sistem keuangan Korea Selatan. 

Para pakar memilih bisnis non-perbankan, termasuk perusahaan sekuritas, sebagai kemungkinan titik rentan keuangan di masa depan. 

Disebutkan pula bahwa meningkatnya risiko kebangkrutan seiring dengan memburuknya kondisi modal perusahaan dapat menjadi faktor utama yang menyebabkan krisis sistem keuangan.