Bank Sentral Korea (BOK) mengumumkan harga barang diperkirakan akan terus naik semakin tinggi daripada target dan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan menurun, sehingga kenaikan suku bunga perlu diteruskan untuk sementara waktu.

'Laporan Kebijakan Kredit Moneter' yang disampaikan BOK ke Majelis Nasional pada Kamis (08/12) memuat analisis tren kenaikan harga barang tinggi yang terus berlanjut, dan kebijakan moneter yang berfokus pada stabilisasi harga barang dapat membantu stabilitas ekonomi dalam jangka menengah dan panjang.

Mengenai harga konsumen, BOK meramalkan tingkat kenaikan akan menurun secara bertahap seiring laju peningkatan yang mereda di dalam dan dan luar negeri, namun diperkirakan akan terus bertahan di kisaran 5 persen untuk sementara waktu dengan perlambatan yang bertahap.

BOK juga menganalisis jika konsumsi swasta mengalami kontraksi yang cepat akibat kenaikan suku bunga, penurunan ekonomi global, dan pasar perumahan yang lesu, maka terdapat kemungkinan tekanan inflasi dari permintaan akan melemah.

BOK menilai perekonomian dalam negeri telah memasuki fase perlambatan.

Menurutnya, tren pertumbuhan berlanjut berkat pemulihan konsumsi swasta yang baik, tetapi saat ini melemah karena pertumbuhan ekspor yang melambat dengan cepat akhir-akhir ini.

Penyebab utama kemerosotan ekonomi Korea Selatan adalah pengetatan moneter bank sentral negara-negara ekonomi besar, termasuk Amerika Serikat, dan kemerosotan ekonomi global.

Di dalam negeri, terdapat kekhawatiran akan penyusutan investasi perusahaan akibat kenaikan suku bunga, beban bunga, kelesuam pasar real estat, kondisi penerbitan obligasi yang buruk, dan lain-lain.