Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Korea Selatan akan tumbuh 1,7 persen pada tahun ini. 

Menurut prediksi IMF pada Selasa (31/01), rasio pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada tahun ini akan mencapai 1,7 persen, turun 0,3 persen dari prediksi yang dibuat bulan Oktober tahun lalu. 

Namun, IMF memperkirakan ekonomi global tahun ini akan bertumbuh 2,9 persen, lebih tinggi 0,2 persen dibandingkan perkiraan bulan Oktober. 

Menurut IMF, kenaikan suku bunga untuk mengatasi inflasi dan serangan Rusia ke Ukraina tetap dilakukan, namun ekspektasi pemulihan ekonomi China serta kondisi konsumsi dan investasi dari Amerika Serikat dan negara-negara di Zona Euro membaik, sehingga rasio pertumbuhan ekonomi global sedikit mengalami peningkatan. 

Ekonomi AS pada tahun ini diproyeksi mencapai 1,4 persen, China 5,2 persen, Zona Euro 0,7 persen, Jerman 0,1 persen, Prancis 0,7 persen, Inggris -0,6 persen, dan Jepang 1,8 persen.

Rasio pertumbuhan ekonomi AS, China, Zona Euro, dan Jepang sedikit mengalami kenaikan, namun rasio pertumbuhan ekonomi Inggris turun akibat kebijakan moneter kontraktif, buruknya kondisi keuangan, dan faktor lainnya. 

IMF memprediksi kenaikan harga konsumen global mencapai 6,6 persen, dan dikatakan masih terdapat risiko krisis di semester kedua tahun ini yang dipicu oleh merebaknya kembali COVID-19 akibat tingkat vaksinasi rendah di China, peningkatan ketegangan geopolitik seperti perang antara Rusia dan Ukraina serta konflik perdagangan antara China dan AS.

IMF merekomendasikan manajemen inflasi dan kerja sama untuk mengatur kembali utang negara berpenghasilan rendah. 

Sementara itu, IMF memperkirakan ekonomi Korea Selatan tahun depan akan tumbuh 2,6 persen. 

IMF mengeluarkan prediksi ekonomi global pada bulan April dan Oktober setiap tahun, dan merilis revisi proyeksi pada bulan Januari dan Juli.