Korea Utara mengungkapkan pada Senin (20/03) bahwa peluncuran rudal balistik pada hari sebelumnya merupakan bagian dari latihan taktis yang berfokus pada serangan balik nuklir. 

Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) mengatakan bahwa sebuah latihan komprehensif serangan balik operasi nuklir taktis dilakukan pada Sabtu (18/03) dan Minggu (19/03) dengan dihadiri oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan putrinya, Kim Ju-ae.

KCNA mengatakan bahwa hari pertama latihan terdiri dari berbagai inspeksi kembali komando, manajemen, kontrol dan operasi pasukan nuklir taktis, sementara hari kedua melibatkan simulasi serangan nuklir terhadap target musuh utama bersama latihan peluncuran.

Menyebut proyektil "rudal balistik taktis", media itu mengklaim proyektil tersebut terbang 800 kilometer dan meledak di udara sekitar 800 meter di atas target di Laut Timur, sesuai dengan yang direncanakan.

Menurut KCNA, Kim mengatakan "fakta" bahwa Korea Utara memiliki senjata nuklir sendiri tidak menjamin pencegahan perang dan menekankan perlunya kesiapan untuk secara cepat dan akurat meluncurkan serangan nuklir.

Stasiun penyiaran pemerintah tersebut menekankan bahwa latihan itu dilakukan di tengah perluasan latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan pada Minggu (20/03) mengatakan bahwa terdeteksi peluncuran rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur dari Tongchang-ri di Provinsi Pyongan Utara pada sekitar pukul 11.05.

Korea Utara sebelumnya telah menembakkan rudal yang diklaimnya sebagai rudal jelajah strategis dari kapal selam pada hari Minggu (12/03) lalu, sehari sebelum dimulainya latihan militer gabungan Freedom Shield antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, dan diikuti oleh peluncuran dua rudal balistik pada Selasa (14/03).