Persentase kelahiran anak sulung di Korea Selatan melebihi 60 persen untuk pertama kalinya, di tengah tingkat kesuburan, atau jumlah rata-rata anak yang diperkirakan akan dilahirkan per seorang wanita dalam hidupnya, yang turun ke level 0,7 orang di tahun lalu.
Badan Pusat Statistik Korea pada hari Minggu (26/03) mengatakan di antara bayi yang lahir pada tahun lalu, sebanyak 156.000 ribu bayi adalah anak sulung, atau mencapai 62,7 persen dari total kelahiran.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak Korea Selatan mulai mengumpulkan data terkait pada tahun 1981.
Dari antara bayi yang lahir pada tahun lalu, jumlah anak pertama meningkat sekitar delapan ribu orang dibandingkan setahun lalu, sementara jumlah anak kedua turun 15.000 orang, dan jumlah anak ketiga, keempat dan seterusnya turun lebih dari 4.000 orang selama periode tersebut.
Persentase anak pertama terus meningkat selama 12 tahun berturut-turut sejak 2011, sedangkan persentase anak kedua telah menurun sejak 2015, dan rasio anak ketiga dan seterusnya menurun sejak tahun 2018.
Para pengamat menganalisis bahwa penyebab utama masyarakat Korea Selatan tidak memiliki dua anak atau lebih dipengaruhi oleh lambatnya usia melahirkan dan beban ekonomi untuk mengasuh anak.
Terlebih lagi, seiring dengan turunnya persepsi mengenai keharusan memiliki anak setelah menikah, angka kelahiran rendah diperkirakan akan semakin meningkat ke depan.
Tingkat kesuburan di Korea Selatan tercatat 0,78 orang di tahun lalu, merupakan yang terendah dalam sejarah Korea Selatan.