Dalam rapat yang dipimpin oleh Presiden Yoon Suk Yeol, Komite Kelahiran Rendah dan Penuaan Populasi Korea Selatan mengumumkan akan melakukan peninjauan kembali secara menyeluruh mengenai langkah-langkah yang berkaitan dengan kelahiran rendah hingga saat ini.

Tingkat kesuburan, atau jumlah rata-rata anak yang diperkirakan dilahirkan per setiap wanita dalam masa hidupnya, mencatatkan rekor terendah sejak data terkait mulai dikumpulkan, mencapai hanya sebesar 0,78 bayi pada tahun lalu. 

Komite itu mengevaluai bahwa meskipun dana sebesar 280 triliun won telah disalurkan untuk menanggulangi penurunan tingkat kelahiran pada antara tahun 2006 hingga 2021, namun kebijakan yang relevan sejauh ini tidak realistis dan gagal menangani tuntutan dan kebutuhan yang telah berubah. 

Arah dasar kebijakan kelahiran rendah yang baru dari pemerintah berfokus pada lima bidang, yaitu pengasuhan dan pendidikan, bekerja dan mengurus anak dalam waktu bersamaan, perumahan, biaya merawat anak, dan kesehatan. 

Di bawah langkah yang baru, masa cuti yang diperpendek juga ditetapkan untuk diperpanjang satu tahun lagi, menjadi maksimal 36 bulan bagi setiap orang tua. 

Hukuman bagi perusahaan yang merugikan pekerja yang menggunakan cuti melahirkan atau cuti untuk mengasuh anak juga akan diperkuat.

Keputusan untuk mengaktifkan sistem kerja dari rumah dan jadwal jam kerja yang fleksibel ditujukan agar orang tua dapat bekerja dan mengurus anak dalam waktu bersamaan. 

Layanan perawatan anak juga akan ditingkatkan tiga kali lipat hingga 2027 bagi anak-anak di 78.000 rumah tangga yang ada saat ini. 

Selain itu, pemerintah juga akan secara sistematis mengevaluasi kemajuan langkah-langkah mengatasi angka kelahiran rendah untuk meningkatkan efektivitas kebijakan.