Korea Utara merilis gambar peluncuran satelit mata-mata militer yang gagal.

Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada hari Kamis (01/06) mengumumkan 2 foto yang menggambarkan roket peluncuran satelit Chollima-1 sedang diluncurkan pada Rabu (31/05), bersama dengan pernyataan Kim Yo-jong, adik perempuan Kim Jong-un.

KCNA sebagai media untuk luar negeri telah melaporkan Badan Antariksa Nasional Korea Utara mengakui kegagalan peluncuran roket satelit itu 2 setengah jam setelah diluncurkan. Namun Rodong Sinmun dan Televisi Pusat Korea yang dapat diakses oleh rakyat Korea Utara tidak melaporkan berita itu.

Melihat foto-foto tersebut, lokasi peluncuran tampak bukan di lokasi peluncuran satelit laut barat. Namun diperkirakan tempat peluncuran baru terletak di pantai sejauh 3 kilometer dari lokasi peluncuran yang ada.

Tidak seperti rudal biasa yang memiliki hulu ledak tipis, bagian atas proyektil berdiameter lebih tebal dan tumpul daripada badannya. Sehingga diperkirakan satelit yang dipasang, bukan hulu ledak.

Api proyektil dipastikan dengan setidaknya dua garis jadi satelit itu berbentuk pengelompokan (clustering ) yang menggabungkan beberapa mesin.

Ketua Pusat Rudal Institut Strategi Nasional Korea Chang Young-keun menganalisis bahwa seperti yang diperkirakan, proyektil baru Korea Utara menggunakan roket dan waktu pembakarannya singkat karena panjang propelan tahap pertama berukuran pendek. Sehingga dianalisis jarak jatuh Chollima-1 lebih pendek daripada propelan tahap pertama proyektil Eunha-3. 

Ditambahkan, tutup satelit proyektil Korea Utara menjadi sangat besar seperti proyektil besar pada umumnya. Namun sistem roket proyektil baru Korea Utara saat ini sulit untuk digolongkan sebagai proyektil besar yang menggabungkan banyak mesin dalam jumlah menengah dan besar.

Sementara itu pengelompokan (clustering ) besar seperti itu tampaknya disengaja untuk memamerkan kemampuan peluncuran proyektil barunya secara besar-besaran.