Korea Utara memprotes keras atas kritik peluncuran satelit mata-mata Korea Utara oleh Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres dan Sekjen Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg, dengan mengatakan untuk tidak mengganggu hak melindungi diri Korea Utara. 

Direktur Departemen Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri Korea Utara Jo Chol-su menyatakan pada hari Jumat (02/06), bahwa pihaknya mengkritik pernyataan Sekjen PBB Guterres sebagai tindakan yang tidak adil dan tidak seimbang karena melakukan campur tangan di dalam urusan negeri Korea Utara.

Dia mengklaim bahwa Sekjen Guterres tidak mempermasalahkan peluncuran satelit negara lain, melainkan peluncuran Korea Utara. 

Ditambahkan pula, PBB bukan subyek yang dimiliki Amerika Serikat (AS), serta kekuasaan atau tindakan sepihak AS tidak dibiarkan di dunia ini. Untuk itu, Korea Utara akan menggunakan hak kedaulatannya termasuk peluncuran satelit mata-mata militer. 

Selain itu, Jo juga memberikan peringatan kepada NATO agar tidak melanggar hak daulat dan keamanan Korea Utara. Apabila NATO tidak melakukan hal tersebut, maka Korea Utara akan menganggap NATO sebagai subyek yang ditangani secara bersamaan dengan AS. 

Sementara itu, Sekjen Guterres dan Sekjen Stoltenberg mengkritik uji coba peluncuran satelit mata-mata Korea Utara yang memanfaatkan teknologi rudal balistik jarak panjang pada tanggal 31 Mei lalu sebagai pelanggaran resolusi DK PBB.