Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-sup dan mitranya dari Jepang Yasukazu Hamada menggelar pertemuan bilateral pada hari Minggu (04/06) untuk pertama kalinya dalam 4 tahun terakhir.

Dalam pertemuan bilateral itu, Menteri Lee dan Hamada sepakat untuk menyediakan langkah-langkah dalam mencegah terulangnya konflik soal pesawat patroli maritim dan juga melanjutkan kerja sama pertahanan. 

Sejak adanya konflik soal pesawat patroli maritim pada Desember 2018 lalu, Korea Selatan dan Jepang selama ini hanya mengadakan pertemuan secara multilateral saja.

Perwakilan Kementerian Pertahanan Korea Selatan juga menerangkan, kedua pihak sepahaman, kemajuan kerja sama pertahanan terbatas jika tidak ada kemajuan soal konflik pesawat patroli maritim.

Namun, selisih pendapat dari kedua pihak tidak disempitkan. Pihak Jepang mengklaim bahwa kapal angkatan laut Korea Selatan memancarkan radar kendali tembakannya ke pesawat patroli Jepang. Sementara pihak Korea Selatan membantahnya, justru pesawat patroli Miritim Jepang mengancam dengan terbang rendah.

Meski demikian, kedua menteri menyepakati kolaborasi pertahanan demi masa depan, dan hal itu dimungkinkan karena pertimbangan kesepakatan pemimpin negara Korea Selatan dan Jepang untuk normalisai hubungan bilateral dan meningkatnya ancaman dari Korea Utara. 

Menteri Lee dan Hamada juga mengkritik peluncuran satelit Korea Utara dan berpendapat sama untuk perlunya kerja sama dari berbagai tingkat dalam melawan ancaman Korea Utara.

Meskipun pendapat masing-masing tentang konflik pesawat patroli maritim tidak berubah, tapi kerja sama pertahanan Korea Selatan dan Jepang akan dijalankan dengan cepat karena kedua pihak sepakat untuk mencegah kasus serupa tidak terulang lagi.