Komite Kebijakan Moneter Bank Sentral Korea Selatan (BOK) membekukan suku bunga acuan di angka 0,75 persen dalam rapat hari Selasa (12/10).

Sebelumnya, Komite Kebijakan Moneter BOK  menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen pada bulan Agustus lalu, setelah membekukannya selama 15 bulan akibat akumulasi ketidakseimbangan keuangan.

Pada saat itu, Gubernur BOK Lee Ju-yeol sempat menyebutkan kenaikan suku bunga acuan tambahan, namun kali ini, komite tersebut memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan.

Hal tersebut ditafsirkan karena adanya kenaikan harga konsumen yang diakibatkan oleh kenaikan harga minyak internasional akhir-akhir ini, dan juga peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan, seperti fluktuasi KOSPI dan faktor lainnya.

Namun, ada prediksi yang mengatakan bahwa Komite Kebijakan Moneter BOK hanya menangguhkan kenaikan suku bunga acuan tambahan untuk kali ini, dan akan menaikkannya sebesar 0,25 persen pada rapat reguler bulan depan. Hal ini diperkirakan karena tekanan inflasi dan utang rumah tangga senilai 1.800 triliun won sulit untuk diabaikan.

Komite tersebut menyatakan pihaknya akan mengatur arah kebijakan moneter sesuai perkembangan situasi, termasuk situasi pandemi COVID-19, perubahaan harga konsumen, dan lain-lain. 

Sementara itu, pihaknya mengeluarkan prediksi positif mengenai kondisi ekonomi domestik. 

Konsumsi swasta yang menghadapi stagnasi akibat merebaknya kembali COVID-19 telah pulih akhir-akhir ini, dan jumlah pekerja juga terus meningkat. 

Kondisi ekspor dan investasi cukup baik, dan rasio pertumbuhan PDB tahun ini dapat mencapai kisaran 4 persen, seperti yang telah diperkirakan pada bulan Agustus lalu, berkat tingkat vaksinasi COVID-19, stimulus pemerintah, dan lain sebagainya.

Bersama dengan itu, Komite Kebijakan Moneter BOK memprediksi bahwa rasio kenaikan harga konsumen akan berada di kisaran 2 persen untuk sementara waktu, dan kemudian akan kembali menurun.