Ratusan wiraswasta Korea Selatan melakukan aksi demonstrasi di Alun-alun Gwanghwamun, Seoul, pada Kamis (22/12) untuk menolak penerapan aturan jaga jarak sosial yang diperketat.

Mereka menggeluhkan masalah penjualan yang sempat pulih namun kini menurun setelah jam operasional bisnis kembali diterapkan, dan meminta pemerintah menghapus aturan tersebut bagi pengguna fasilitas umum yang telah menyelesaikan vasinasi dengan dosis penuh.

Selain itu, para demonstran meminta pemerintah menarik kembali penerapan kebijakan sanksi denda maksimal 3 juta won atas pemilik usaha yang diketahui melanggar pelaksanaan sistem COVID-19 pass.

Dalam aksi demonstrasi tersebut, dilaporkan sejumlah wiraswasta yang tidak dapat masuk ke tempat demonstrasi berkonflik dengan polisi yang menjaga di sekitar tempat demonstrasi.

Mereka juga menuntut pemerintah untuk memperbaiki kebijakan kompensasi kerugian agar dapat memberikan kompensasi kepada wiraswata yang mendapat kerugian akibat pembatasan aturan jaga jarak sosial tersebut.

Mereka menuntut agar para pembuat kebijakan menyusun rancangan anggaran tambahan sebesar 100 triliun won untuk memperbanyak jumlah bantuan dana bagi pedagang kecil.

Dalam kesempatan yang sama, para peserta demonstrasi mengatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab akan kondisi saat ini, di mana jumlah pasien kritis meningkat dan tempat tidur di rumah sakit tidak memadai sejak penerapan skema pemulihan kehidupan normal sehari-hari diterapkan.

Aksi Demonstrasi pada Kamis (22/12) itu dihadiri oleh sejumlah 299 orang seperti yang telah dilaporkan sebelumnya.

Para peserta demonstrasi menyatakan bahwa apabila tindakan pencegahan penyakit yang diperketat tidak berakhir pada tanggal 2 Januari tahun depan sesuai rencana, maka mereka akan melakukan aksi demonstrasi di seluruh daerah di Korea Selatan.