Akhir-akhir ini, tes kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) menuai popularitas di kalangan warga Korea Selatan.
 
MBTI adalah metode pengukuran yang dipakai untuk membaca kepribadian seseorang secara lebih ilmiah dibandingkan metode pengukuran kepribadian berdasarkan golongan darah.  

Berdasarkan MBTI, setelah kepribadian dibagi ke dalam beberapa kategori sesuai sifat dasar manusia, tipe kepribadian kemudian digolongkan dalam total 16 tipe, seperti INFJ, ENTJ, INTJ, ENTP, ENFJ, ISTJ, ESFJ, dan lain sebagainya. 

Namun demikian, ini juga mendatangkan efek negatif dalam kehidupan sosial, seperti prasangka atau mudahnya seseorang berasumsi mengenai kepribadian orang lain. 

Percakapan mengenai MBTI kini juga sering terdengar di antara kalangan karyawan perusahaan-perusahaan di Korea Selatan. Para karyawan tampak antusias bercakap-cakap mengenai hasil tes MBTI mereka masing-masing.
 
Seorang karyawan bernama Lee Hyung-kyu mengatakan dia tergolong dalam tipe kepribadian ISFP yang memiliki citra pemalas dan identik dengan orang yang hanya terus ingin berbaring saja.
 
Lee saat ini bekerja dengan baik di sebuah perusahaan, namun dia mengatakan sangat khawatir dengan tipe kepribadian MBTI-nya yang merupakan tipe kepribadian seorang seniman. 

MBTI mengelompokkan kepribadian seseorang ke dalam sebuah kontinum, dan hal tersebut tidak mencerminkan kepribadian yang beragam dan kompleks.
 
Namun demikian, masyarakat sering menggunakan hasil tes MBTI untuk menilai orang lain.
 
Padahal, hasil tes MBTI sering kali menunjukkan hasil yang berbeda setiap kali dilakukan, sehingga keakuratan hasil tes tersebut pun tidak dapat dijamin.
 
MBTI berguna untuk dengan mudah mengidentifikasi ciri-ciri kepribadian manusia. Namun, di luar 16 tipe kepribadian, sangat banyak variasi kepribadian dan selera masing-masing individu.