Virus flu burung (AI) patogen tinggi terkonfimasi di lebih dari sepuluh peternakan di seluruh daerah di Korea Selatan dalam satu bulan terakhir. 

Virus AI di negara lain cepat menyebar, sehingga harga telur, ayam, dan harga produk lainnya pun turut naik. 

Seorang konsumen yang melihat kenaikan harga telur tersebut mempertimbangkan banyak hal sebelum membeli karena harga telur mengalami kenaikan yang sangat drastis. 

Menurutnya, akibat flu burung, harga telur naik, sehingga dia tidak dapat membeli telur dalam jumlah banyak, dan hal itu memberatkannya. 

Harga konsumen untuk 30 butir telur mencapai 6.200 won, naik 4 persen dibandingkan satu bulan sebelumnya. 

Harga itu pernah naik ke 7.600 won dan kemudian kembali turun ke kisaran harga 5 ribu won, namun belakangan ini harganya mulai kembali naik akibat penyebaran AI patogen tinggi yang cepat terjadi. 

Dalam satu bulan, terdapat laporan sebanyak 11 unit peternakan unggas di daerah-daerah di Korea Selatan yang tertular AI, dan situasi di luar negeri pun cukup serius. 

AI dengan cepat menyebar di 41 negara di dunia sejak bulan Mei lalu, dan hal itu berdampak pada kenaikan harga produk makanan. 

Harga produk unggas di dunia mengalami kenaikan lebih dari 11 persen dan harga daging juga mencapai titik tertinggi dalam 7 tahun dengan naik sebesar 16 persen. 

Toko ayam goreng terkemuka di Korea Selatan dilaporkan telah atau akan menaikkan harga jual.

Penambahan kasus AI di masa depan cukup menjadi kekhwatiran, sementara manajemen pencegahan AI di peternakan-peternakan pun dilaporkan tidak memadai karena tidak berjalannya penyemprotan untuk sterilisasi, pelanggaran langkah pencegahan, dan lain sebagainya. 

Pemerintah Korea Selatan menekankan peternakan-peternakan untuk menaati aturan pencegahan penyebaran AI dengan memperingatkan bahwa pihaknya dapat memangkas dana kompensasi atau mengenakan denda.