Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,6 persen, turun 0,8 persen poin dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,4 persen pada Januari lalu.
Lembaga keuangan internasional itu juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan untuk tahun ini sebanyak 0,5 persen poin menjadi 2,5 persen.
Lebih lanjut, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi beberapa negara maju juga akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Amerika Serikat diperkirakan turun 0,3 persen poin, Uni Eropa 1,1 persen poin, dan China sebesar 0,4 persen poin.
Pertumbuhan ekonomi Rusia dan Ukraina yang sedang berperang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan negatif masing-masing -8,5 persen dan -35 persen.
IMF menilai perang yang berlangsung di Ukraina telah sangat memperumit masalah rantai pasokan global dan memicu kenaikan laju inflasi global. Ditambahkannya, tidak banyak ruang bagi pemerintah di seluruh dunia untuk melakukan kebijakan moneter, dan terdapat kemungkinan pertumbuhan global akan semakin melambat akibat lockdown COVID-19 di China.
Untuk menanggapi kenaikan laju inflasi, IMF menyarankan agar setiap negara mengambil kebijakan moneter yang sesuai, serta dikatakan bahwa dibutuhkan kebijakan yang lebih rumit untuk pemulihan ekonomi.
IMF juga menaikkan perkiraan inflasi Korea Selatan tahun ini menjadi 4 persen, naik 0,9 persen dari perkiraan sebelumnya.