Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada hari Rabu (10/11) memastikan bahwa otoritas China bersedia untuk menjalankan proses ekspor urea untuk sebanyak 18.700 ton ke Korea Selatan.
 
Jika urea yang akan diimpor itu diproduksi menjadi cairan urea yang dibutuhkan untuk pengoperasian truk pengangkut diesel, maka jumlah cairan urea yang dihasilkan akan dapat digunakan untuk pasokan selama sekitar 2-3 bulan.
 
Pemerintah Seoul sejauh ini bekerja keras untuk mengadakan diskusi dengan pihak China agar perusahaan-perusahaan Korea Selatan dapat mengimpor terlebih dahulu sebanyak 18.700 ton urea yang sebelumnya telah didapatkan melalui kontrak dari China.
 
Dari jumlah tersebut, 7.000 ton urea telah diajukan untuk pemeriksaan ekspor kepada pihak otoritas China.
 
Menurut Kementerian Luar Negeri di Seoul, pemeriksaan untuk ekspor ke Korea Selatan atas sebagian dari 7.000 ton urea tersebut telah rampung, sehingga sejumlah 2.700 ton urea kelas industri telah diberangkatkan meninggalkan pelabuhan Qingdao, China, pada Rabu (10/11) pagi.

Urea buatan China itu diperkirakan akan segera tiba di Korea Selatan secara bertahap dalam waktu dekat. 
 
Sebelumnya sejak 15 Oktober lalu, China memberlakukan pembatasan ekspor bagi 29 jenis pupuk, termasuk urea, karena negara itu saat ini tengah mengalami kesulitan untuk memproduksi urea akibat kelangkaan pasokan batu bara dan krisis listrik di dalam negeri. Akibatnya Korea Selatan, yang mengimpor 97% urea untuk keperluan industri dan kendaraan dari China, juga menderita kelangkaan pasokan urea.