Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berpidato di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), menekankan mengenai solidaritas antar-negara untuk mendukung sistem PBB yang didasarkan pada nilai-nilai universal dan kebebasan, serta norma universal masyarakat internasional.

Dia mengatakan bahwa hanya dengan demikianlah komunitas interasional akan dapat bersama menyelesaikan krisis yang dihadapi dunia, seperti ancaman senjata nuklir dan pelanggaran hak asasi manusia.

Presiden Yoon Seok-yeol juga berjanji untuk mengupayakan "diplomasi kontributif" Korea Selatan guna mencari solusi masalah global, seperti pandemi, dekarbonisasi, dan kesenjangan digital.

Terkait isu perubahaan iklim, Presiden Yoon berjanji memperluas Bantuan Pembangunan Resmi Hijau (Green ODA) bagi negara-negara berkembang untuk beralih ke energi hijau, serta berbagi teknologi hijau inovatif dengan komunitas global.
 
Tanpa menyebut Korea Utara, Presiden Yoon juga mengangkat isu ancaman senjata nuklir yang berkembang, dan mendesak masyarakat internasional untuk mencari solusi bersama sambil tetap menghormati kerangka kerja PBB.
 
Ketua Badan Keamanan Nasional Korea Selatan Kim Sung-han mengatakan bahwa inti pidato Presiden Yoon di hadapan Sidang Umum PBB adalah bersama PBB, menjadikan kisah sukses Korea Selatan menjadi negara maju sebagai teladan.

Sementara itu, Kantor Kepresidenan Korea Selatan dilaporkan sedang mempersiapkan pertemuan puncak antara Seoul-Tokyo di sela-sela Sidang Umum PBB untuk membahas hubungan bilateral dan isu-isu yang tertunda. 

Usai pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Yoon dijadwalkan akan berangkat ke Ottawa, Kanada, untuk melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada hari Jumat (23/9), menjelang peringatan 60 tahun jalinan hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Kanada.