Jika berlayar ke arah tenggara dari Pulau Uleungdo selama tiga jam, maka akan tampak Pulau Dokdo. Di laut sekitar Pulau Dokdo di mana arus air hangat dan dingin bertemu, hidup berbagai jenis ikan. Namun belakangan ini, suasana di bawah laut semakin berbeda akibat naiknya suhu air di Laut Timur.  
 
Saat turun ke laut di kedalaman 21 meter, tampak makhluk berwarna merah menutupi batuan dasar. Makhluk yang terlihat seperti buah arbei itu adalah koral lunak dinamakan ‘arbei laut’. Area yang ditutupinya telah bertambah 15 persen daripada 5 tahun lalu ketika pertama kali ditemukan. 
 
Doktor Kim Sa-heung mengatakan, “Suhu air laut menjadi hangat, sehingga jenis makhluk yang memiliki keuntungan dari perubahan tersebut menghuni dan memenuhi area yang lebih luas.”
 
Ikan berwarna oranye dengan panjang 12 cm biasanya hidup di air laut hangat di sekitar Taiwan. Setelah ditemukan di laut di Korea Selatan, ikan itu memiliki nama baru. Terkadang juga ditemukan jenis ikan yang biasa hidup di daerah sutbropis, seperti Indonesia dekat garis khatulistiwa, juga ditemukan di Pulau Jejudo. Selama 10 tahun terakhir, jenis ikan yang hidup di air hangat telah ditemukan di Pulau Dokdo. 
 
Seorang pejabat di Badan Lingkungan Maritim Korea Selatan, Kim Young-nam, mengatakan, “Perubahaan suhu air bisa disebabkan oleh masuknya air hangat dari luar. Namun faktanya, laut di Korea Selatan terus memanas.”
 
Selama 10 tahun terakhir, suhu air di laut di sekitar Pulau Dokdo pada musim panas terus mengalami kenaikan 2,2 derajat Celsius, sehingga 60 persen jenis ikan di laut Pulau Dokdo adalah ikan tropis dan jumlahnya meningkat 15 persen dibandingkan 5 tahun lalu. 
 
Dikarenakan suhu air laut Korea Selatan yang semakin naik akibat perubahaan iklim, jenis makhluk hidup yang hidup di perairan beriklim subtropis telah mendominasi ekosistem laut Korea Selatan.