Pemerintah Korea Selatan sedang melakukan pengaturan terakhir terkait aturan jaga jarak sosial yang akan diterapkan mulai minggu depan.
Dalam rapat Komite Pemulihan Kehidupan Sehari-hari pada Kamis (17/02), Ketua Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, Jeong Eun-Kyeong, menguraikan bahwa jumlah kasus harian COVID-19 telah meningkat dua kali lipat dibandingkan seminggu lalu akibat dampak liburan tahun baru imlek dan penyebaran varian Omicron, serta jumlah pasien kritis dan kasus kematian pun turut meningkat.
Dia menegaskan perlunya pengelolaan yang stabil agar sistem medis dan fungsi ekonomi sosial dapat dipertahankan dalam kondisi ketidakpastian akan waktu dan besaran puncak pandemi.
Sebelumnya, pemerintah mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan pelonggaran aturan jaga jarak sosial, khususnya mengenai waktu dan jumlah peserta dalam pertemuan.
Namun, kini pemerintah bersikap serius dalam membuat keputusan akibat lonjakan kasus COVID-19 yang mencapai 90-an ribu kasus selama dua hari berturut-turut.
Pemerintah akan mengumumkan aturan jaga jarak sosial yang baru pada tanggal 18 Februari, setelah mempertimbangkan faktor-faktor pencegahan penyakit dan kerugian ekonomi dan sosial.
Hingga Kamis (17/02) dini hari, tercatat penambahan kasus harian COVID-19 di Korea Selatan sebanyak 93.135 kasus.
Jumlah pasien kritis tercatat sebanyak 389 orang, dengan catatan penambahan 76 orang, dan telah berada di kisaran 300-an orang selama empat hari berturut-turut.
Sementara itu, otoritas pencegahan penyakit menyatakan bahwa kecepatan peningkatan jumlah pasien kritis jauh lebih lambat dibandingkan saat penyebaran varian Delta, sehingga pihaknya sanggup mengelola sekitar 2.000 tempat tidur pasien.
Saat ini, jumlah pasien yang melakukan perawatan di rumah secara nasional mencapai 314.565 orang.