Pengunjung berbondong-bondong berziarah ke altar penghormatan yang didirikan bagi para korban tragedi Itaewon di Seoul Plaza, bertepatan dengan hari terakhir masa berkabung nasional yang ditetapkan pemerintah hingga hari Sabtu (05/11) lalu.
 
Selama enam hari mulai 31 Oktober hingga 5 November, sekitar 117.000 orang dilaporkan telah mengunjungi 26 altar peringatan yang didirikan di berbagai daerah di seluruh Korea Selatan.
 
Di sekitar altar peringatan yang didirikan di alun-alun Seoul, bahkan di tengah cuaca dingin, masyarakat beramai-ramai menghadiri peringatan bagi para korban dengan menyalakan lilin.
 
Para peserta membawa plakat bertuliskan bahwa kejadian tersebut bukanlah kesalahan para korban, dan mereka 'berduka atas hilangnya kehidupan yang berharga' serta 'meminta maaf karena tidak dapat melindungi' para korban.
 
Mereka menuntut agar insiden serupa tidak terjadi lagi, dan menyerukan pemerintah untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh dan menghukum pihak yang bertanggung-jawab atas kecelakaan tersebut.
 
Usai aksi demonstrasi damai tersebut, masyarakat menggelar parede di jalan-jalan di pusat kota Seoul sambil bersama mengenang para korban.
 
Sejumlah 23 kelompok sipil mengadakan konferensi pers dan meminta pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang memadai agar insiden serupa tidak terulang kembali.
 
Dilaporkan bahwa sebagian besar demonstrasi lainnya telah dibatalkan atau ditangguhkan.
 
Meskipun altar peringatan di alun-alun Seoul telah ditutup, namun altar perningatan di stasiun Noksapyeong yang dikelola oleh Kantor Distrik Yongsan akan tetap dibuka hingga hari Sabtu (12/11) mendatang.
 
Sebanyak 24 altar peringatan lain di seluruh negeri akan dioperasikan sesuai dengan keputusan dari masing-masing pemerintah daerah.
 
Sementara itu, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang masa pelaporan kerugian akibat insiden Itaewon hingga 15 November dan akan memberikan bantuan biaya perawatan bagi korban luka-luka dalam tragedi tersebut.