Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Rasio Pertumbuhan Ekonomi Korsel Kuartal II Meningkat 0,7 Persen

Write: 2021-07-27 16:57:56

Thumbnail : YONHAP News

Bank Sentral Korea Selatan (BOK) mengumumkan pada hari Selasa (27/07) bahwa produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan pada kuartal kedua tahun ini mencapai 475 triliun 762,5 miliar won, meningkat 0,7 persen dibandingkan periode sebelumnya. 

Angka itu lebih tinggi daripada harapan BOK. Pihak BOK membuat perkiraan pertumbuhan Korea Selatan tahun ini di kisaran 4 persen. Maka, rasio pertumbuhan ekonomi setiap kuartal mulai kuartal kedua hingga keempat harus mencapai kisaran 0,6 persen agar rasio pertumbuhan ekonomi tahunan Korea Selatan di kisaran 4 persen bisa tercapai. 

Khususnya, konsumsi kalangan swasta sangat menonjol dengan peningkatan 3,5 persen atas produk-produk semi-tahan lama, seperti pakaian, budaya hiburan, makanan, penginapan, dan lainnya.

Angka itu paling tinggi dalam 12 tahun, setelah sebelumnya tercatat sebesar 3,6 persen pada kuartal kedua tahun 2009. 

Konsumsi pemerintah juga meningkat sebesar 3,9 persen akibat pengeluaran biaya asuransi kesehatan. 

Berdasarkan kategori pengeluaran, dana untuk ekspor dan investasi konstruksi menurun, serta selisih peningkatan investasi infrastruktur menghadapi stagnasi. 

Ekspor di bidang otomotif, LCD, dan lainnya mengalami penurunan sebesar 2 persen, dan jumlah ekspor itu menurun untuk pertama kali sejak kuartal kedua tahun lalu akibat dampak besar dari pandemi COVID-19 tahun lalu.

Di sisi lain, impor meningkat 2,8 persen dengan adanya peningkatan impor produk logam, kimia, dan lain-lain. 

BOK menganalisis ekspor terus mengalami pertumbuhan sejak kuartal ketiga tahun lalu sehingga efek dasar penurunan ekspor sebelumnya telah hilang. Dikatakan juga bahwa produksi di bidang otomotif mengalami gangguan akibat kelangkaan distribusi semikonduktor untuk mobil. 

Ditambahkannya, pihaknya optimis memperkirakan rasio pertumbuhan ekonomi Korea Selatan setelah kuartal ketiga, walaupun masih ada unsur ketidakstabilan, seperti pandemi COVID-19 gelombang keempat di dalam negeri Korea Selatan.

Walaupun jumlah kasus COVID-19 di gelombang keempat lebih banyak daripada sebelumnya, namun dampaknya terhadap sentimen konsumen tidak tinggi, sehingga kegiatan konsumsi tidak akan terkena dampak serius seperti tahun lalu.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >