Komisi Perdagangan Adil Korea menyetujui merger antara 2 perusahaan maskapai domestik terbesar Korea Selatan,  Korean Air dan Asiana Airlines, dengan syarat pihaknya mengembalikan sebagian hak penggunaan bandara domestik atau hak penerbangan untuk jalur yang persaingannya dibatasi akibat penggabungan kedua perusahaan tersebut.

Saat ini, Korean Air dan Asiana Airlines bersaing di rute penerbangan Incheon - Los Angeles.

Apabila kedua perusahaan maskapai menjadi satu perusahaan, maka rute itu akan dimonopoli oleh pihaknya. 

Komisi Perdagangan Adil Korea menilai penggabungan perusahaan maskapai penerbangan tersebut terpaksa membuat persaingan harus dibatasi.

Komisi itu menambahkan bahwa rute penerbangan komersial dan kargo dianggap sebagai pasar yang berbeda.

Berdasarkan hal itu, komisi tersebut memperkirakan akan ada pembatasan persaingan tersendiri di sejumlah 119 pasar.

Oleh karena itu, komisi tersebut mengeluarkan dua langkah terkait. Pertama, kedua maskapai itu harus menyerahkan sebagian hak penggunaan bandara domestik dalam waktu tertentu. 

Dikatakannya, pangsa pasar gabungan Korean Air dan Asiana Airlines dapat dikontrol dengan pembatasan tersebut sehingga tidak terjadi monopoli.

Selain itu, sebagian hak penerbangan internasional yang dimiliki oleh Korean Air dan Asiana Airlines akan dibagikan kepada maskapai domestik lainnya.

Mengenai keputusan komisi itu, Korean Air menyatakan pihaknya akan membahas mengenai masing-masing rute, kemudian akan mengajukan pendapatnya. 

Sementara itu, penggabungan perusahaan Korean Air dan Asiana Airlines tersebut dapat resmi dilakukan jika telah lulus pemeriksaan dari tujuh negara pesaing, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, China, Jepang, dan negara lainnya.