Truk angkut yang beroperasi antara Rason, Korea Utara, dan Hunchun, China kembali beroperasi setelah tiga tahun.

Korea Utara yang sebelumnya memandang negatif pembukaan perbatasan tampak telah mengubah pandangannya setelah melihat perbaikan situasi COVID-19 di China usai tahun baru imlek lalu.

Empat truk angkut berukuran besar tampak bergerak keluar dari kantor Bea Cukai Quanhe di China menuju kantor Bea Cukai Wonjong Korea Utara pada Rabu (01/02) siang.

Perjalanan darat antara Korea Utara dan China dengan truk ini bukan yang pertama kalinya, sebagaimana dilaporkan bahwa lima truk angkut telah melintasi perbatasan pada Selasa (31/01) kemarin.

Perusahaan China yang terletak di Rason, Korea Utara, pun kini dapat bernapas lega setelah selama ini menderita kelangkaan bahan material akibat penutupan perbatasan.

Situasi serupa juga tampak di wilayah Kabupaten Changbai, China, di mana tiga truk tampak berhenti di jembatan yang tersambung dengan kantor Bea Cukai Hyesan di Provinsi Yanggang, Korea Utara. Beberapa barang pun tampak diletakkan di atas jembatan.

Setelah kereta api antara Dandong dan Sinuiju kembali beroperasi, perbatasan antara Korea Utara dan China yang sempat ditutup akibat pandemi COVID-19, telah kembali dibuka secara bertahap, dimulai dengan operasi truk angkut.

Berbeda dengan kereta api, truk lebih sering beroperasi, sehingga diperkirakan pengoperasian truk jalur darat akan kembali rutin beroperasi ke depannya.

Korea Utara dinilai memutuskan pembukaan perbatasan karena menilai kondisi penyebaran COVID-19 di China telah membaik setelah tahun baru imlek.

Namun demikian, pergerakan antar warga kedua negara dalam volume besar yang dapat menimbulkan efek riak masih diwaspadai.