Gempa bumi berkekuatan 4,9 Skala Richter (SR) yang terjadi di perairan laut lepas Marado, Pulau Jejudo, pada pukul 17.19 hari Selasa (14/12) kemarin, dinyatakan sebagai gempa bumi yang terkuat yang pernah melanda Pulau Jejudo selama ini.
 
Terlebih lagi, gempa bumi berkekuatan lebih dari 4,0 SR di perairan laut lepas Pulau Jejudo terdeteksi untuk pertama kalinya.
 
Hingga saat ini, gempa bumi berkekuatan lebih dari 3,0 SR telah terjadi sebanyak tujuh kali di perairan lepas pantai Pulau Jejudo, dan gempa berkekuatan lebih dari 4,0 SR untuk pertama kalinya melanda pulau tersebut.
 
Menurut analisis tentang gempa bumi yang sebelumnya pernah terjadi di sekitar Pulau Jejudo, terlihat segmen patahan bumi atau sesar bergerah ke arah utara-selatan di kedua sisi pulau.
 
Demikian, gempa bumi kali ini juga tampak terjadi karena sesar-sesar bergerak secara horizontal, bukan vertikal, ke arah utara-selatan.
 
Sejauh ini, zona sesar Yangsan telah dianalisis memiliki potensi seismik yang tinggi di Semenanjung Korea.
 
Faktanya, di wilayah sesar ini, telah terjadi gempa bumi berkekuatan 5,8 SR di Kota Gyeongju pada 2016 dan gempa berkekuatan 5,4 SR di Kota Pohang pada 2017 lalu.
 
Kedua gempa bumi tersebut mencatatkan rekor sebagai gempa bumi pertama dan kedua terbesar dalam sejarah Korea.
 
Setelah gempa bumi mengguncang wilayah tersebut, penelitian menunjukkan sesar tersebut aktif.
 
Demikian pula, para ahli menyerukan perlunya penelitian terkait secara seksama karena gempa bumi yang kuat dapat mengaktivasi sesar-sesar di perairan lepas pantai Pulau Jejudo.