Isu

Home > Isu

Moon Jae-in Terpilih Sebagai Presiden ke-19 Korsel

Ulasan Hari Ini2017-05-10
Moon Jae-in Terpilih Sebagai Presiden ke-19 Korsel

Calon presiden dari Partai Demokrat Korea Moon Jae-in terpilih sebagai Presiden baru Korsel dalam Pemilihan Presiden ke-19 yang berlangsung pada tgl.9 Mei. Sesuai dengan keputusan dari Komisi Pemiilhan Umum Korea, Moon memulai tugasnya sebagai Presiden pada pagi hari Rabu (10/5/2017). Penghitungan suara yang dimulai pada pukul 08.00 malam hari Selasa, saat Tempat Pemberian Suara ditutup, berakhir pada pukul 07.00 pagi hari Rabu. Hasilnya menunjukkan Moon Jae-in memperoleh 13 juta 423 ribu 800 suara, atau 41,08%. Calon Hong Joon-pyo dari Partai Kebebasan Korea memperoleh 7 juta 852 ribu 894 suara atau 24,03%. Ahn Cheol-soo dari Partai Rakyat mendapatkan 6 juta 998 ribu 342 suara atau 21,41%, serta Yoo Seung-min dari Partai Kebenaran mengumpulkan 2 juta 208 ribu 771 suara atau 6,76%. Sim Sang-jung dari Partai Keadilan memperoleh 2 juta 17 ribu 458 suara atau 6,17%, serta calon-calon lainnya hanya mendapatkan suara kurang dari 1%.

Komisi Pemilihan Umum Korea (KPU) dalam sidang umum yang berlangsung pada pukul 08.00 pagi hari Rabu menetapkan Moon Jae-in sebagai Presiden terpilih. Setelah itu, KPU menyerahkan surat terpilihnya Presiden kepada Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Korea Ahn Gyu-baek. Masa jabatan Presiden terpilih langsung dimulai setelah surat tersebut dikeluarkan, karena pemilihan kali ini berlangsung di dalam situasi dimana posisi Presiden kosong akibat pemakzulan mantan Presiden Park Geun-hye.

Dimulainya masa jabatan Presiden baru tanpa melalui proses persiapan Komisi Transisi Kepresidenan merupakan yang pertama kali dalam sejarah Korea Selatan. Presiden Moon mulai melakukan tugas pertama dengan mengambil tanggung jawab sebagai Panglima Tertinggi Militer pada pukul 8:10 pagi hari Rabu. Presiden Moon mendapat laporan tentang Korea Utara dari Komandan Kepala Staf Gabungan-JCS Lee Sun-jin. Saat itu Moon juga meminta militer menjaga kesiapsiagaan.

Dengan berakhirnya pemilihan kali ini, maka kekacauan dunia politik yang diakibatkan kasus Choi Soon-sil dan pemakzulan mantan Presiden Park Geun-hye akan berakhir. Kekosongan posisi Presiden terjadi setelah parlemen meloloskan rancangan pemakzulan Presiden pada tgl. 9 Desember tahun lalu. Mantan Presiden Park dimakzulkan karena melanggar UUD, menerima suap, dan menjalankan kekuasannya secara berlebihan. Setelah itu, tugas Presiden diserahkan kepada Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn. Posisi Presiden dipastikan kosong setelah Mahkamah Konstitusi mengeluarkan keputusan pemakzulan terhadap Park pada tgl.10 Maret lalu.

Setelah itu, Pelaksana Tugas Presiden Hwang Kyo-ahn menetapkan tgl.9 Mei sebagai hari Pemilhan Presiden. Pemilihan kali ini diikuti 15 orang calon, sehingga menjadi Pilpres dengan jumlah calon paling banyak dalam sejarah Korea Selatan. Dari awal, para calon dari partai oposisi sudah menunjukkan keunggulan karena kelompok konservatif melemah akibat pemakzulan mantan Presiden Park. Calon Moon Jae-in tetap menjaga posisi pertama sejak awal dengan rasio dukungan di kisaran 30%. Yang menarik pada tahap awal proses pemilihan adalah calon Ahn Cheol-soo dari Partai Rakyat mampu mengejar Moon. Rasio dukungan Ahn terus meroket, karena para pendukung yang bersifat konservatif dan memiliki pandangan negatif terhadap Moon memberi dukungan kepada Ahn.

Namun, calon Hong Joon-pyo dari kelompok konservatif menjadi varian. Rasio dukungan Hong pada awalnya hanya mencapai 1 digit, namun dia berupaya untuk menyatukan para pendukung yang bersifat konservatif. Sebagai hasilnya, rasio dukungan terhadap Ahn menurun drastis, sampai-sampai bersaing untuk merebut posisi kedua dengan calon Hong. Di dalam jajak pendapat terakhir yang diumumkan pada tgl. 3 Mei, Moon tetap menjaga posisi pertama, serta Hong dan Ahn terus bersaing. Akhirnya, Moon terpilih sebagai Presiden ke-19, dan Hong Joon-pyo menempati urutan ke-2.

Terpilihnya Moon sebagai Presiden merupakan pergantian kekuasaan dari partai berkuasa yang berlangsung selama 9 tahun, kepada partai oposisi. Namun, situasi politik masih belum menentu karena jumlah kursi Partai Demokrat Korea yang kini menjadi partai berkuasa di dalam parlemen hanya mencapai 120, kurang dari separuh atau 150 kursi dari jumlah anggota parlemen. Hal tersebut berarti partai berkuasa tidak dapat menjalankan tugas kenegaraan tanpa berkerjasama dengan partai oposisi.

Tugas pertama Moon adalah menyatukan masyarakat Korea Selatan. Walaupun dia terpilih sebagai Presiden, namun masyarakat yang tidak mendukung Moon mencapai 60%. Selain itu, masalah keamanan juga isu yang harus cepat diselesaikan karena ancaman Korea Utara, tekanan AS kepada Korea Utara, balas dendam Cina akibat THAAD masih belum diselesaikan. Moon pernah menyatakan akan menyelesaikan masalah Korea Utara berdasarkan aliansi antara Korea Selatan dan AS dengan membujuk AS, Cina dan Korea Utara. Dia mengutamakan dialog daripada konfrontasi dalam menangani Korea Utara.

Selain itu, Moon harus memecahkan masalah proteksionisme AS dan menjaga proses pemulihan ekonomi Korea Selatan. Diperkirakan AS akan meningkatkan tekanan kepada produk Korea Selatan dan meminta negosiasi kembali FTA antara kedua negara. Sementara itu, penciptaan lapangan kerja, serta masalah THAAD juga merupakan isu yang harus dipecahkan oleh Moon dengan cepat. Harapan masyarakat Korea Selatan terhadap Moon Jae-in untuk mengatasi kesulitan dan menciptakan Korea Selatan baru, cukup tinggi.

Berita Terbaru