© KBS

Sebuah laporan dari Badan Statistik Nasional Korea menunjukkan bahwa populasi Korea Utara adalah 25,13 juta jiwa pada tahun 2018, sekitar setengah dari jumlah penduduk Korea Selatan. Jumlah penduduk Korea 

Utara diperkirakan akan menurun, karena negara itu juga mengalami penurunan tingkat kelahiran seperti Korea Selatan. 

Ketika angka kelahiran yang rendah menjadi masalah, Korea Utara menghentikan kebijakan keluarga berencananya. Pada tahun 1993, negaranya bahkan memberlakukan larangan aborsi. Sebagai bagian dari kebijakan promosi kelahiran, pemerintah Korea Utara telah berjanji kepada para perempuan untuk memberikan mereka cuti hamil, tambahan dukungan dari negara dan gelar pahlawan jika mereka memiliki lebih banyak anak. Sebagai tren demografis lainnya di Korea Utara, penuaan populasi juga tidak dapat terhindarkan. Meskipun populasi penduduk Korea Utara semakin tua, tetapi rata-rata harapan hidup mereka masih agak pendek dibandingkan dengan rekan mereka di Korea Selatan.

Saat ini, Korea Utara mengklaim bahwa kasus positif COVID-19 tidak ditemukan di negaranya. Tetapi banyak orang di Korea Utara meninggal dunia karena penyakit menular, khususnya tuberkulosis atau TBC. Diperkirakan terdapat 500 kasus TBC per 100-ribu orang di Korea Utara pada tahun 2017. Mengingat infrastruktur medis Korea Utara yang buruk, angka kematian akibat penyakit menular diperkirakan jauh lebih tinggi daripada angka yang diungkapkan oleh otoritas negara itu.