ⓒ www.arirangmeari.com

Tahun ajaran baru 2020 di Korea Selatan telah dimulai dengan kelas daring di tengah krisis akibat pandemi COVID-19. Sama seperti Korea Selatan, Korea Utara juga telah menunda pembukaan sekolah-sekolah di negara tersebut. Sebagai gantinya, Korea Utara juga memberlakukan kelas daring bagi para siswa. 

Seperti yang telah kita ketahui, pendidikan jarak jauh membutuhkan perangkat yang dapat mengakses internet. Bisa dikatakan bahwa Korea Utara tidak mampu membangun jaringan telekomunikasi 4G, apalagi 5G, dalam hal teknologi dan juga dananya. Otoritas Korea Utara bahkan membatasi penggunaan Wi-Fi dan koneksi internet dengan kabel untuk mencegah penduduk lokal terpapar informasi dari luar. Tidak mengherankan, Korea Utara memiliki keterbatasan dalam memberlakukan kelas daring untuk siswa di seluruh negara.

Menurut sebuah data dari UNICEF, hanya 18,7 persen rumah tangga Korea Utara yang memiliki komputer. Persentase rendah itu juga menunjukkan bahwa hanya sejumlah kecil siswa yang mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar dari rumah secara daring. Di Korea Utara, penetrasi komputer sangat rendah dengan capaian kurang dari 20 persen, di tambah lagi denan layanan jaringan internet yang buruk. Meskipun demikian, Korea Utara diperkirakan akan mencoba untuk memberlakukan kegiatan belajar mengajar daring secara lebih luas, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas COVID-19.