Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Kumpulan Isu

Korea Utara Lakukan Uji Coba Peluncuran SLBM

Isu Sepekan2021-10-23

ⓒYONHAP News

Korea Utara mengonfirmasi uji coba peluncuran rudal balistik berbasis kapal selam (SLBM) pada hari Rabu (20/10).


Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara meluncurkan sebuah rudal balistik yang belum teridentifikasi ke Laut Timur dari Sinpo, Hamgyeong Selatan, Korea Utara, pada pukul 10.17 hari Selasa (19/10), dan rudal itu terbang di ketinggan 60 km dengan jarak jangkauan 590 km.


Rudal tersebut kemungkinan besar adalah SLBM mini baru yang diperkenalkan pada pameran persenjataan yang diadakan dalam rangka peringatan 76 tahun pendirian Partai Buruh Korea Utara baru-baru ini. SLBM itu lebih kecil daripada SLBM yang telah dimiliki Korea Utara, sehingga dievaluasi sebagai senjata baru yang ditujukan pada Korea Selatan dan militer Amerika Serikat (AS) di Jepang.


Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) melaporkan pada Rabu (20/10) bahwa uji coba SLBM baru tersebut diluncurkan dari kapal selam.


Setelah kabar tentang peluncuran SLBM Korea Utara, Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae menggelar rapat darurat Dewan Keamanan Nasional (NSC) untuk membahas langkah lanjutan dan mengungkapkan penyesalan atas peluncuran yang dilakukan di tengah-tengah upaya perundingan pemerintah Korea Selatan dengan sejumlah negara utama untuk memajukan proses perdamaian di Semenanjung Korea. Namun, pemerintah dan NSC tidak menggunakan istilah 'povokasi' yang dapat mendatangkan reaksi sensitif dari Korea Utara.


Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa membahas peluncuran SLBM Korea Utara dalam sebuah rapat tertutup pada hari Rabu (20/10). Namun tidak dikeluarkan tanggapan tingkat Dewan Keamanan dan hanya dilakukan pembahasan saja.


Duta Besar AS untuk PBB menggelar konferensi pers sebelum rapat Dewan Keamanan PBB pada Rabu (20/10) tersebut dan mengatakan bahwa SLBM Korea Utara merupakan contoh provokasi sembarangan secara berturut-turut, dan mengkritik hal itu melanggar resolusi Dewan Keamanan dan merupakan tindakan yang tidak dapat diterima.


Akan tetapi, tampak bahwa Korea Utara dan AS menyesuaikan tingkat reaksi masing-masing, sehingga dianalisis bahwa momentum untuk dialog kemungkinan dapat dipertahankan. Walau AS mengkritik peluncuran SLBM sebagai provokasi, namun pihaknya tidak memimpin tanggapan tingkat Dewan Keamanan. Sedangkan Korea Utara pun hanya mengungkapkan kekhawatirannya akan rapat yang diadakan oleh Dewan Keamanan PBB dan mengatakan bahwa peluncuran SLBM adalah sebuah “kedaulatan”.

Berita Terbaru