Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Kumpulan Isu

Peringatan Dua Tahun KTT Antar-Korea di Pyongyang dan Hubungan Antar-Korea

Isu Sepekan2020-09-26

ⓒYONHAP News

Peringatan dua tahun konferensi tingkat tinggi antar-Korea tidak menciptakan kesempatan untuk memperbaiki hubungan antara kedua Korea. Di sisi lain, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in menyerukan deklarasi untuk mengakhiri Perang Korea dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-75 pada tanggal 23 September lalu.


KTT Antar-Korea yang digelar di ibu kota Korea Utara, Pyongyang pada tanggal 18-19 September 2018 merupakan titik balik penting untuk hubungan dua Korea. Hingga akhir tahun 2017, kondisi Semenanjung Korea berada di tengah krisis, tetapi Korea Utara menghadiri Olimpiade Musim Dingin PyongChang 2018 di Korea Selatan dan akhirnya pemimpin Korea Selatan dan Korea Utara bertemu di desa gencatan senjata, Panmunjeom dan Pyongyang.


Deklarasi Pyongyang yang berdasarkan kesepakatan KTT Antar-Korea, mengandung beberapa langkah untuk meningkatkan hubungan antara dua Korea ke tingkat yang baru. Setelah itu, Korea Selatan dan Korea Utara dalam pertemuan tingkat tinggi sepakat untuk melakukan kolaborasi di bidang olahraga, menyelesaikan isu reuni keluarga terpisah, dan sebagainya.


Hal yang paling diperhatikan adalah kesepakatan militer antar-Korea. Korea Selatan dan Korea Utara menghentikan tindakan bermusuhan di zona demiliterisasi (demiliterized zone, DMZ), hingga pembongkaran sejumlah pos jaga militer.


Akan tetapi, dialog resmi Seoul dan Pyongyang berhenti mulai Desember 2018. Korea Utara tampaknya pada saat itu berfokus pada dialog dengan Amerika Serikat dan setelah KTT Korea Utara-AS ke-2 di Hanoi, Vietnam berakhir gagal, hubungan antar-Korea juga ikut terhenti. Sejak itu, hubungan antara Washington dan Pyongyang tidak kunjung maju dan Korea Utara mengkritik pemerintah dan presiden Korea Selatan dengan kejam.


Di tengah kondisi tersebut, Presiden Moon mengusulkan deklarasi untuk menghentikan Perang Korea dan pembentukan koalisi pencegahan penyakit dan layanan kesehatan di Asia Timur Laut.


Mengingat deklarasi untuk menghentikan Perang Korea selama ini disebut sebagai tindakan komparatif terhadap aksi denuklirisasi Korea Utara, maka usulan Presiden Moon tampaknya tidak akan mudah untuk diwujudkan. Namun, usulan untuk koalisi pencegahan penyakit dan layanan kesehatan yang melibatkan China, Jepang, dan Mongolia diharapkan dapat membantu membuat suasana untuk memulai kembali dialog antara Korea Selatan dan Korea Utara.

Berita Terbaru