Warta Berita

Semenanjung Korea, A to Z

Kumpulan Isu

Korut Hancurkan Kantor Penghubung Antar-Korea

Isu Sepekan2020-06-20

ⓒYONHAP News

Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada tanggal 17 Juni mengkritik Korea Utara yang meledakkan kantor penghubung antar-Korea dan mengeluarkan kritikan keras terhadap Korea Selatan. Kemudian pemerintah Korea Selatan memperingatkan bahwa Korea Utara akan menerima balasan yang sesuai.


Sehari sebelumnya pada tanggal 16 Juni, Korea Utara meledakan kantor penghubung antar-Korea sesuai peringatannya sebelumnya dan kemudian melontarkan wacana kasar dan kemungkinan aksi militer terhadap Korea Selatan.


Sekretaris Senior Kepresidenan untuk Komunikasi Publik Korea Selatan, Yoon Do-han dalam pengarahannya mengkritik bahwa kritikan kasar dari Wakil Direktur Pertama Komite Sentral Partai Buruh Korea, Kim Yo-jong merupakan perbuatan yang kurang ajar dan tidak memahami dengan baik kenyataan yang ada. Selanjutnya, Yoon memperingatkan bahwa Korea Selatan tidak akan berdiam atas perbuatan dan perkataan Korea Utara yang tidak masuk akal itu. Tanggapan Cheongwadae yang keras tersebut belum pernah dikeluarkan sebelumnya sejak pemerintahan Moon diluncurkan.


Sebelumnya, Kim Yo-jong mengkritik pidato Presiden Moon dalam upacara peringatan 20 tahun Deklarasi Bersama Antar-Korea 15 Juni 2000, dengan perkataan yang kasar dan sembrono.


Sepuluh menit setelah pengarahan tersebut, Kementerian Pertahanan Korea Selatan memperingatkan Korea Utara akan ada balasan yang sesuai, jika pihaknya melakukan aksi yang melanggar Kesepakatan Militer Antar-Korea 19 September.


Mengenai pernyataan Korea Utara yang hendak menempatkan kembali pasukan militer di Kawasan Industri Gaeseong dan Gunung Geumgangsan, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengecam dengan mengatakan bahwa tindakan itu melanggar hak properti Korea Selatan dan akan mengembalikan hubungan antar-Korea ke titik sebelum Deklarasi Bersama Antar-Korea 15 Juni 2000.


Pada kenyataannya, Korea Utara melakukan peledakan kantor penghubung antar-Korea. Yang menarik perhatian adalah kenyataan bahwa Kim Yo-jong yang memimpin serangkaian perkara tersebut, baik ledakan kantor penghubung antar-Korea maupun kritikan kasar.


Kemudian, Staf Umum Tentara Rakyat Korea (Korean People's Army, KPA) memperingatkan bahwa pihaknya akan memasuki kembali zona yang telah ditinggalkan oleh militer, melakukan latihan militer di wilayah perbatasan, dan menyebarkan selebaran propaganda anti-Seoul untuk membatalkan Kesepakatan Militer Antar-Korea 19 September.


Sementara itu, Televisi Sentral Korea Utara (Korean Central Television, KCTV) berupaya keras untuk membuat rakyat Korea Utara membenci Korea Selatan dengan menampilkan video ledakan kantor penghubung antar-Korea dan kritikannya terhadap pemerintah Korea Selatan.


Pada awalnya, Korea Utara mempermasalahkan selebaran propaganda anti-Pyongyang yang disebar oleh pembelot Korea Utara di Korea Selatan, tapi sebenarnya serangkaian aksi Korea Utara tersebut disebabkan oleh kekecewaannya atas sanksi internasional terhadapnya yang tidak kunjung dihapus.


Kantor penghubung antar-Korea didirikan berdasarkan kesepakatan yang muncul dalam KTT Antar-Korea di Panmunjeom pada tanggal 27 April 2018. Gedung ini merupakan simbol kebijakan Moon terhadap Korea Utara. Oleh sebab itu, penghancuran kantor tersebut berarti penghapusan Deklarasi Panmunjeom 27 April. Dengan demikian kondisi Semenanjung Korea kembali ke kondisi krisis dan kebijakan Moon terhadap Korea Utara menghadapi kesulitan.


Sementara itu, Korea Utara tampak mulai mengontrol intensitas aksinya tanpa memberikan tanggapan langsung terhadap kritik keras pemerintah Korea Selatan. Presiden Moon mengungkapkan dirinya berminat untuk berdialog dengan Korea Utara meskipun melontarkan kritik yang keras tersebut.


Di sisi lain, Amerika Serikat memperpanjang sanksi terhadap Korea Utara untuk satu tahun lagi dan menyinggung tekanan militer. Oleh sebab itu, kondisi krisis saat ini di Semenanjung Korea diperkirakan akan terus berlangsung untuk sementara waktu.

Berita Terbaru