Duta Besar Korea Selatan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Hwang Joon-kook pada hari Kamis (25/05) waktu setempat, mendesak PBB menyediakan standar kecerdasan buatan (AI) yang bertanggung jawab untuk menanggapi ancaman dunia maya seperti dari Korea Utara.

Dalam rapat bertema 'AI dan teknologi baru untuk perjanjian digital' yang digelar di Markas Besar PBB untuk menyediakan 'Perjanjian digital global', Dubes Hwang mengatakan bahwa masyarakat Internasional harus memperhatikan teknologi AI. Hwang menilai AI dapat turut menyumbang pada perdamaian dan keamanan Internasional, sehingga penting untuk menerapkan penyediaan standar yang sesuai untuk penggunaan teknologi AI termasuk di bidang militer.

Dubes Hwang menyebut, pembahasan 'Ketertiban Senjata Mematikan Otonom' yang sedang dibahas di Jenewa dan 'Pertemuan Tingkat Tinggi tentang penggunaan militeristis AI bertanggung jawab' yang diselenggarakan bersama oleh Korea Selatan dan Belanda pada bulan Februari sebagai contoh upaya tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Dubes Korea Selatan itu juga memperkenalkan 'Inisiatif New York' yang dikeluarkan tahun lalu oleh Presiden Yoon Suk Yeol yang mengklaim teknologi digital harus berkontribusi pada nilai universal kemanusiaan.

Menurut Hwang, informasi palsu melalui AI cepat disebarkan dan mengancam pengambilan keputusan yang demokratis, merusak kebenaran, akal sehat, dan integerasi sosial, serta menyebabkan keresahan sosial.

Perjanjian digita global diusulkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada tahun 2021 lalu, untuk membuat ketertiban digital baru di masyarakat Internasional. Serta sedang mengumpulkan berbagai pendapat agar bisa diadopsi pada Summit Masa Depan (SOTF) di tahun depan. 

Jika berhasil diadopsi, hal tersebut akan menjadi pedoman digital Internasional pertama yang dibuat di level PBB.

[Photo : YONHAP News]