Memasuki pertengahan tahun 1950-an, ketika kondisi negara menjadi semakin stabil pasca perang, Republik Korea menghadapi masalah sosial yang serius. Jumlah bayi yang lahir dari tahun 1955 hingga 1963 mencapai 7 juta 120 ribu orang, yang merupakan bentuk kelahiran 'generasi baby boomer.' Jumlah penduduk Korea Selatan terus meningkat karena ditambah pengungsi asal Korea Utara dan orang-orang yang kembali dari luar negeri setelah perang. Karenanya, rasio penduduk mengalami peningkatan drastis, membuat jumlah penduduk di Korea Selatan meningkat 3% tiap tahunnya sejak tahun 1955. Pemerintah berpandangan meningkatnya rasio kelahiran anak akan mengganggu pengembangan ekonomi nasional, sehingga Program Keluarga Berencana Nasional ditetapkan sebagai salah satu kebijakan dalam Rencana Pengembangan Ekonomi 5 Tahun untuk mencegah bertambahnya kelahiran bayi.
Pemerintah menetapkan 'Program Keluarga Berencana Nasional' sebagai kebijakan pemerintah pada tahun 1962. Pemerintah menargetkan menurunkan rasio peningkatan penduduk sebesar 2% dan juga menurunkan angka fertilitas total dengan 3 orang hingga tahun 1971. Untuk itu, pemerintah mendirikan 'Asosiasi Program Keluarga Berencana Nasional Korea Selatan' yang memiliki jaringan nasional dan sistematis.
Kampanye 3.3.35 adalah program melahirkan 3 anak dengan jarak 3 tahun sebelum usia 35 tahun. Memang, awalnya muncul protes dari sejumlah penduduk. Petugas khusus Program Keluarga Berencana Nasional mengalami kesulitan di desa pertanian yang memiliki rasio kelahiran anak yang lebih tinggi dibanding perkotaan. Acara seminar pengontrolan kelahiran di desa pertanian diserbu para ibu rumah tangga sambil menggendong anaknya, dan penyelenggaranya mengusulkan bantuan operasi tubektomi.
Berkat Program Keluarga Berencana Nasional yang dilaksanakan secara nasional, angka fertilitas total turun menjadi 5,4 orang pada tahun 1966 dan kembali turun 4,3 orang pada tahun 1970. Selain itu, pandangan tentang kelahiran yang menganggap banyak anak sebagai rezeki juga berubah berkat pendidikan aktif dari pemerintah. Generasi baby boomer porsinya mencapai 14,5% dari total penduduk Korea Selatan. Rasio kelahiran di masa baby boom itu semakin turun berkat Program Keluarga Berencana Nasional. Namun, makna baby boomer di masyarakat Korea Selatan cukup besar. Generasi baby boomer berperan penting bagi industrialisasi yang mengembangkan ekonomi Korea Selatan. Korea Selatan adalah salah satu negara yang sisi industrialisasi dan demokratisasinya membuahkan hasil, diantara negara-negara yang merdeka setelah Perang Dunia Kedua. Generasi baby boomer menjadi penggerak utamanya, sampai-sampai masa yang dijalani generasi baby boomer masuk dalam sejarah modern Korea Selatan.